“Saya lebih baik bertemu 72 singa daripada 7000 tetapi kucing…” -Randy Bagasyudha,Youth Inspirator-
SMA mana yang terbaik se DKI Jakarta? Jika pertanyaan itu diajukan kepada kita, mungkin akan terlintas SMA 8 Jakarta sebagai salah satu nominasinya. SMA yang terletak di daerah bukit duri ini memang sudah terbukti menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing yang tinggi pada dunia pasca SMA. Selain kemampuan akademis yang mumpuni, kemampuan berorganisasi para lulusannya pun membanggakan. Dalam hal organisasi, lulusan SMA 8 Jakarta seringkali memegang peranan penting pada organisasi kampus. Selain itu, SMA 8 Jakarta sendiri pun kerap mengadakan event-event besar setiap tahunnya. Lalu, apa yang terjadi di dalam SMA 8 sehingga mampu menghasilkan lulusan yang membanggakan dalam hal organisasi? Bagian terpenting dalam organisasi adalah kepemimpinan (leadership). Secara mudah, seorang pemimpin dan seorang menejer dapat dibedakan melalui analogi menebang hutan. Pemimpin adalah seseorang yang menentukan hutan yang tepat untuk ditebang sedangkan seorang menejer adalah menebang hutan secara baik dan benar. Pemimpin adalah do the right thing dan menejer do the thing right, begitu istilah yang sering kita dengar. Seorang great leader harus mampu mengatasi masalah-masalah yang riil (menemukan hutan yang sebenarnya). Ia bukan hanya mampu menjelaskan mengenai teori-teori kepemimpinan namun juga harus mampu menjadi bagian dari solusi. Sejalan dengan itu, SMA 8 Jakarta melakukan proses kaderisasi kepemimpinan dengan membuat kegiatan leadership challenge training. Kegiatan ini ditujukan bagi para calon pengurus organisasi yang ada di SMA 8 Jakarta dan bertujuan untuk menjadikan peserta training seorang pemimpin yang mampu berkontribusi dan bermental achiever. Inti dari kegiatan ini adalah mendekatkan peserta dengan masalah-masalah riil yang sangat mungkin akan dihadapi nantinya ketika menjabat sebagai pengurus organisasi. Oleh sebab itu, pada kegiatan leadership challenge training, materi dipadukan antara materi kelas dan praktik di lapangan. Setelah dibekali dengan materi di kelas, peserta diminta untuk membuat sebuah social project pada daerah rural di sekitar daerah Cilembeur Bogor. Kegiatan social project ini dipimpin oleh seorang challenge leader (penulis sendiri) yang akan mengkordinasikan keseluruhan kegiatan social project. Sebelumnya, challenge leader akan menentukan titik-titik untuk peserta melakukan social project. Pada titik-titik tersebut, peserta diminta untuk melakukan analisis lapangan mengenai keadaan sosial ekonomi pada lokasi yang bersangkutan kemudian melakukan need assessment atas kondisi yang ada. Jika telah melakukan analisis, peserta diminta untuk mempresentasikan idenya kepada pihak guru dan challenge leader. Setelah ide tersebut disetujui, peserta harus mensurvey barang-barang yang akan dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan social project tersebut pada pasar tradisional terdekat. Peserta dibekali uang sebesar Rp. 250.000 pada masing-masing kelompok untuk memenuhi kebutuhan peralatan dan perlengkapan pada kegiatan social project. Setelah selesai melaksanakan kegiatan social project ini, peserta diminta untuk mempresentasikannya kepada challenge leader. Itulah salah satu bagian dari kaderisasi kepemimpinan yang dilaksanakan di SMA 8 Jakarta. Melalui leadership challenge training saja peserta telah ditempa untuk menjadi seorang great leader terutama terkait dengan mengatasi masalah yang riil. Belum lagi kegiatan-kegiatan kepemimpinan lainnya yang diberikan kepada calon pengurus organisasi di SMA 8 Jakarta dengan durasi yang sangat panjang. Oleh karena itu, wajar saja bila lulusan SMA 8 Jakarta memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan SMA lainnya. Muda, cerdas, kreatif dan inovatif merupakan gambaran ideal sosok anak muda, hal tersebut sangat mungkin dibentuk melalui organisasi. Pengembangan anak muda melalui organisasi merupakan bentuk pengembangan yang menguntungkan banyak pihak. Anak muda akan mampu menemukan potensi terbaiknya melalui organisasi dan lingkungan sekitar (orang tua, masyarakat, sekolah) terkena imbasnya dengan terbentuknya iklim yang lebih positif. SMA 8 Jakarta telah berhasil melakukan pengembangan anak muda melalui organisasi. Siswa SMA 8 ibarat anak singa yang jika dewasa kelak akan menjadi singa dan bukan kucing. Artinya mereka akan menjadi penentu kebijakan negeri ini, sehingga organisasi pada saat SMA menjadi sebuah hal yang penting bagi mereka. Sudah saatnya SMA lainnya di Jakarta pun melakukan hal yang sama. Agar isu radikalisasi yang terjadi pada siswa di Jakarta akhir-akhir ini hanya menjadi isapan jempol belaka. Dan kita kita sebagai anak muda mampu menjadi lebih produktif dan bermanfaat bagi sesama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI