Lihat ke Halaman Asli

William Klemens

A person who loves football

Mengungkap Tirai Kemenangan Afghanistan atas Indonesia

Diperbarui: 19 November 2021   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain timnas kala menghadapi Afghanistan si Gloria Stadium. (Sumber: kompas.com)

Selama beberapa bulan, akhirnya Indonesia telah diuji kembali akan seberapa tangguhnya mereka di atas lapangan sepak bola. kali ini, Afghanistanlah yang menjadi tim percobaan bagi tim yang dinahkodai sang pelatih Shin Tae Yong. Laga yang digelar di Gloria Stadium pada malam kemarin (11/17/2021) dipenuhi berbagai jual beli serangan. Namun pada akhirnya Indonesia harus lagi - lagi mengakui kekalahan dari Afganistan dengan skor tipis 1-0.

Gol dari kubu Afganistan sendiri lahir pada menit ke-85 melalui sontekkan Omid Opalzai, setelah para pemain Afghanistan berhasil memanfaatkan kesalahan yang dibuat oleh kubu Indonesia. Gol semata wayang ini tidak mampu dibalas oleh timnas Indonesia meskipun telah membombardir tuan rumah setelah terjadinya gol. 

Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas bagaimana berjalannya permainan dan hal apa saja yang dapat kita amati dari jalannya pertandingan antara kedua tim ini. Sebenarnya Indonesia tidak kalah secara permainan. Bahkan mereka sanggup melawan bahkan beberapa kali menguasai pertandingan.

Namun pada akhirnya, yang paling lantang berbicara ialah skor, efisiensi para pemain, dan fokus para pemain selama 90 menit. Tiga faktor inilah yang akhirnya membuat Afganistan mampu mencuri kemenangan dan memaksa skuad garuda pulang dengan kekalahan.

Dimulai dari formasi, Afghanistan sebagai tuan rumah menerapkan formasi 4-3-3 dengan permainan yang berfokus pada lini sayap. Sedangkan Indonesia menurunkan formasi 5-4-1 yang bisa bertransformasi menjadi 3-4-3. Dalam permainan ini sepertinya Shin Tae Yong ingin lebih berfokus pada pertahanannya. Pelatih asal Korea ini juga menurunkan lini depan yang memiliki kecepatan dan kemampuan penetrasi tinggi untuk melakukan serangan balik cepat. 

Dan benar saja seperti apa yang diterapkan kedua pelatih dari kubu mereka masing - masing, pertandingan pada awal laga berjalan dengan tuan rumah yang gencar melakukan serangan dan penguasaan bola terhadap Indonesia.

Dari segi penguasaan bola pada 20 menit pertama, timnas sangat kesulitan dalam mengalirkan bola akibat tekanan-tekanan dari lini depan yang diluncurkan Afghanistan. Akibatnya, Indonesia seakan dipaksa untuk melakukan long ball atau passing-passing yang berujung kesalahan yang membuat kubu tuan rumah dengan mudah merebut bola kembali. 

Serangan yang dilancarkan oleh Afganistan sangat terorganisir dan memang memiliki pattern yang pakem saat melawan Indonesia. Jika melihat pola serangan mereka, sisi kiri lebih sering digunakan sebagai hidangan pembuka untul memancing pemain Indonesia ke area kanan mereka. Saat inilah, sisi kiri Indonesia yang kosong dimanfaatkan dengan umpan lambung ke ujung sayap kanan yang disambu dengan penetrasi dan operan ke tengah. Sejak awal permainan, memang pos kiri Indonesialah yang diincar oleh pelatih Afghanistan. 

Tidak sampai disitu. Afganistan juga memanfaatkan apa yang menjadi kelebihan mereka dari sisi kekuatan fisik dan tinggi badan. Dibandingkan pemain timnas, tinggi badan dan fisik dari pemain Afghanistan rata - rata lebih besar dari timnas Indonesia. Sehingga saat eksekusi corner kick atau tendangan sudut, mereka lebih bisa memenangi duel udara yang beruntung bagi kubu Indonesia, tidak menghasilkan gol karena finishing yang kurang baik.

Skuad Indonesia mungkin tidak sekuat Afghanistan dari segi kekuatan fisik. Tapi kalau urusan kecepatan dan kelincahan jelas kitalah yang lebih unggul. Kita punya pemain seperti Witan dan Egy memang dipersiapkan oleh sang pelatih untuk melancarkan serangan balik cepat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline