Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Ragam Keluarga Cucurbitaceae

Diperbarui: 16 Mei 2019   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara agararis, dimana sebagian besar masyarakatnya  bekerja dibidang pertanian. Di Sukabumi misalnya, kota dengan hasil pertanian yang melimpah. Salah satu jenis sayuran dari kota Sukabumi yang terkenal ialah sayuran dari keluarga tanaman Cucurbitaceae. Cucurbitaceae adalah jenis tumbuhan berbunga, contohnya seperti timun dan oyong.

Di Sukabumi, Kebun Hasil Sayur Indonesia (HSI) adalah perkebunan yang besar yang menanam kedua jenis tanaman cucurbitaceae ini. Luas kebun ini mencampai 30 hektare.Cara penanaman Timun dan Oyong ini tidak terbilang rumit, tetapi butuh perhatian yang khusus. Sebelum menanam timun, petani harus memastikan bahwa tanah yang akan ditanam timun sudah siap. Seperti, sudah diberikan kapur, pupuk kandang, pupuk kimia, hingga ditutup oleh Mulsa. Mulsa merupakan plastik yang menutup bedengan tanah (tanah yang menggunung untuk ditanami), fungsi mulsa adalah menjaga air agar tidak cepat meluap.

Setelah itu, petani baru bisa menanam timun dan oyong dengan cara menggali lubang, memasukan benih ke dalam lubang, dan menutupnya kembali. Di musim hujan seperti saat ini, tanaman tidak perlu disiram setiap hari. Batang tanaman akan tumbuh dalam waktu satu minggu, pada saat itu, petani mulai membuat pagar untuk mengikat batang tumbuhan agar tidak tumbuh merunduk, jika timun atau oyong telat diikat pada pagar bambu, tumbuhan akan tumbuh merunduk yang akan menghasilkan hasil sayuran yang tidak bagus.

screenshot-103-5cdc4ac87506571a06315d8a.png

screenshot-107-5cdc4b2995760e1b4c704e68.png

Timun baru bisa dipanen setelah 30 hari dari masa penanaman, sementara oyong baru bisa dipanen setelah 35 hingga 40 hari. Timun dan oyong yang sudah dipanen kemudian dipisahkan berdasarkan kualitasnya. Biasanya timun dan oyong juga sudah dipesan tengkulak atau supermarket, konsumen dari pasar biasa dan supermarket memiliki karakter yang berbeda.

screenshot-108-5cdc4b4d95760e039a6308eb.png

Menurut penyuluh pertanian di Kebun Hasil Sayur Indonesia, Dedi Mulyatno mengatakan bahwa para konsumen di Supermarket biasanya lebih menyukai timun yang berukuran besar, sedangkan di pasar biasa konsumen tidak begitu memilih ukuran timun. Maka dari itu, para petani memilah jenis timun yang akan didistribusikan ke pasar dan supermakret.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline