Pengabdian Masyarakat dalam Rangka Mengatasi Osteoporosis di Jawa Barat yang Mengkhawatirkan
Artikel ini merupakan adopsi dari berita untuk pembelajaran berbasis PBL untuk Desain dan Strategi Pembelajaran dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan.
Memasuki semester 5 semua mahasiswa kedokteran universitas brawijaya, termasuk Anda sebagai calon dokter akan melakukan kegiatan pengmas atau pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat tahun ini telah dibagi per tim per daerah dengan masing-masing kondisi kesehatan masyarakat, Anda ditugaskan untuk melakukan pengmas di daerah Jawa Barat tepatnya di salah satu dusun di kecamatan Cianjur. Program pengmas yang Anda lakukan merupakan agenda dimana mahasiswa digerakkan untuk terjun langsung ke masyarakat agar mampu berkontribusi ke masyarakat ditinjau dari permasalahan kesehatan selama 2 minggu lamanya.
Kasus pengeroposan tulang (osteoporosis) di Jawa Barat relatif masih cukup tinggi. Berbagai elemen organisasi yang konsen terhadap aspek tersebut terus intensif mengedukasi masyarakat. Seperti ketua DPD Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) Jawa Barat, Lina Marlina, yang menjelaskan bahwa kasus pengeroposan tulang di Indonesia, salah satunya di Jawa Barat, cukup mengkhawatirkan. Lina menjelaskan “Osteoporosis sebetulnya bisa dicegah sejak dini. Kami terus mengedukasi masyarakat, terutama kalangan perempuan, agar paham mencegah terjadinya pengeroposan tulang. Termasuk berbagai upaya penanganannya.”
Faktor penyebab tantangan penurunan angka osteoporosis di Cianjur ini juga didukung oleh beberapa alasan. Diketahui mayoritas masyarakat di dusun Cianjur berpendidikan rata-rata SD dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah serta mata pencaharian sebagai petani. Selain itu akses jalan menuju ke dusun ini cukup sulit sehingga pemenuhan kebutuhan pokok tidak semudah jika dibandingkan dengan yang tinggal di pusat kecamatan. Masyarakat dengan latar belakang pendidikannya mempercayai mitos-mitos osteoporosis seperti tidak boleh minum kopi, tidak perlu olahraga bagi orang tua, osteoporosis itu alami, dan berbagai mitos lain. Hal ini ditegaskan juga oleh Lina, "Kami Perwatusi bergerak terus ke setiap kota dan kabupaten supaya masyarakat itu tahu dan paham. Selama ini masyarakat itu belum paham, apakah memang pengeroposan tulang itu bisa ditangani atau memang mereka pasrah saja karena faktor usia," jelas istri Wakil Gubernur Jawa Barat ini. Ia menambahkan, "Kalau Perwosi lebih ke sisi olahraganya, yakni bagaimana menciptakan perempuan-perempuan agar hobi berolahraga. Bisa dikatakan Perwosi itu fokus kepada olahraga prestasi. Kalau sudah hobi berolahraga, maka setidaknya akan menciptakan SDM yang sehat jasmani dan rohani," bebernya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H