Lihat ke Halaman Asli

Pesantren Subulul Ihsan Kembangkan Metode Cepat Hafal Al Quran

Diperbarui: 7 Maret 2020   04:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Jasmine Mumtaz--- Beberapa Santriwati Pesantren Subulul Ihsan, Desa Curug Gunung Sindur, Kab. Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/02/2020).

GUNUNG SINDUR -- Pondok pesantren menjadi pilihan utama bagi orang tua yang meninginkan anaknya untuk mendapatkan pendidikan tentang agama islam yang lebih baik. Lingkungan pesantren dinilai baik karena anak-anak tidak hanya dibekali pendidikan formal tetapi juga pembentukan karakter islami.

Belum banyak yang tahu tentang Pesantren Subulul Ihsan, Pesanten ini didirikan oleh KH. Dr. Saifuddin Herlambang, MA. yang terletak di Desa Curug Gunung Sindur, Kab. Bogor. Pesantren yang mengkhususkan pengembangan di bidang Bahasa dan Tahfidz Qur'an.

Nazlan Zein sebagai salah satu pengajar yang juga menjadi koodinator pesantren, mengatakan bahwa jumlah santri Pondok Pesantren Subulul Ihsan saat ini ada sekitar 25 orang.

"Kami memang masih dalam tahap merintis. Kami juga membutuhkan sosialisasi agar ke depannya lebih banyak santri yang dapat belajar disini. Pada awalnya kami hanya khususkan untuk membina anak-anak desa sekitar, tapi Alhamdullilah sekarang sudah ada santri dari luar kota yang mendaftar disini." tutur Nazlan.

Nazlan melanjutkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah Metode Cepat. Metode ini dianggap sebagai salah satu metode yang cukup efektif sebab dengan digunakannya metode ini, anak-anak yang sebelumnya tidak dapat membaca Al-Qur'an dituntut untuk dapat membaca secara fasih sehingga mereka bisa menghafalkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an.

"Dalam proses menghafal, anak-anak dibebaskan untuk mencari tempat yang nyaman karena dalam sehari mereka harus menghafalkan setengah halaman pada Al-Qur'an. Para santri di wajibkan untuk menyetorkan hafalan ayat Al-qur'an kepada tentornya masing-masing setelah melaksanakan ibadah Sholat Subuh." sambungnya.

Dalam percakapan sehari-hari, santri SMP hingga SMA diwajibkan untuk berbicara menggunakan Bahasa Arab, sedangkan untuk santri SD tidak diwajibkan untuk berbicara menggunakan Bahasa Arab. Para santri dipandu berbicara bahasa Arab dengan cara berhadapan dengan santri lainnya kemudian melakukan Tanya jawab.

"Mereka kami pandu untuk berbicara bahasa Arab dengan partnernya. Jika lupa, mereka bertanya kepada kami. Sampai mereka benar-benar hafal dan ingat kata demi kata yang sudah diajarkan." ungkapnya.

Adapun ektrakulikuler Public Speaking, lanjut Nazlan, para santri dipandu untuk berbicara mrnggunakan bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia.

"Waktunya setiap senin malam. Untuk awal-awal dengan menghafal teks, tapi kedepannya jika sudah terbiasa, mereka bisa mengembangkan konsep sesuai tema yang diberikan" pungkas pria tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline