Untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Batak, tim PKM dari Universitas Sumatera Utara (USU) telah mengembangkan konsep inovatif yang menggabungkan teknologi dan tradisi. Tim mahasiswa ini menciptakan Ulos Heritage Museum, sebuah museum interaktif berbasis Mixed Reality yang bertujuan memperkenalkan dan melestarikan kain Ulos sebagai warisan budaya Batak yang bernilai tinggi, serta mendorong pengakuan internasional.
Tim ini terdiri dari mahasiswa Teknik Industri 2021: Jasmine Meilani Halim, Ranti Widya Ningsih, Aziz Parham Ramadhan Hasibuan, dan Rizfan Dio Syardhi, serta Dinda Pebriani Lubis dari Arsitektur 2021. Mereka dibimbing oleh Ir. Tania Alda ST, MT, yang memberikan panduan dan dukungan dalam setiap tahap proyek ini.
Latar Belakang Pendirian Museum
Walaupun kain Ulos memiliki nilai budaya dan sejarah yang signifikan bagi masyarakat Batak, kain ini belum diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Hal ini mendorong tim untuk mencari cara inovatif agar Ulos dikenal lebih luas, meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya ini.
Museum Interaktif Berbasis Mixed Reality
Konsep Ulos Heritage Museum menonjolkan penggunaan teknologi Mixed Reality. Pengunjung dapat merasakan pengalaman mendalam dan interaktif melalui perangkat headset yang menggabungkan elemen fisik dan digital. Di museum ini, kain Ulos tidak hanya dipamerkan secara fisik tetapi juga dijelaskan melalui animasi dan informasi interaktif dalam bentuk hologram.
“Dengan menggunakan teknologi Mixed Reality, kami ingin membawa pengunjung ke dalam perjalanan sejarah Ulos, memahami makna dan simbolisme di balik setiap motif, serta proses pembuatannya,” ujar Jasmine Meilani Halim, salah satu anggota tim.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Pembangunan Ulos Heritage Museum tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang signifikan. Dengan menarik wisatawan domestik dan internasional, museum ini diharapkan meningkatkan pendapatan lokal dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Selain melestarikan budaya, kami juga ingin berkontribusi pada perekonomian lokal dengan menarik lebih banyak pengunjung ke daerah ini. Kami percaya bahwa museum ini bisa menjadi destinasi wisata edukatif yang menarik,” tambah Rizfan Dio Syardhi.