Lihat ke Halaman Asli

Aku Mengakui "Aku" Dalam Ke-akuanku

Diperbarui: 28 Oktober 2015   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Mengertikah kau bahwa sesungguhnya keheningan tak berasa ini milik kita?

Mengertikah kau bahwa sesungguhnya tautan takdir ini tidak memihak kita?

Mengertikah kau bahwa benang merah yang menghubungkan kita tetap menjadi simpul yang terikat?

Mengertikah kau bahwa sejauh apapun ku berlari, aku berlari hanya untuk mendapati bahwa kau dan aku berada di untaian kisah yang sama?

Kau dan Aku. Setiap guratan luka hanya membuatku nelangsa. Kau menderita dan aku tersiksa. Setiap langkah kita hanya akan menuai luka.

Kau dan Aku seperti tengah mencoba menautkan jemari di atas luka yang belum mengering. Kita sama-sama berusaha tetapi tidak bisa mengubah apa-apa.

Takdir masih saja berkata tidak.

Maka, sudahilah. Mengapa kita tidak menyerah saja?

Walau lidahku kelu mengucapkannya : Sejak awal kisah bahagia itu bukanlah milik kita.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline