Lihat ke Halaman Asli

Jasmine Nazwa

Mahasiswa

Karya Tulis tentang Keseharian PJJ

Diperbarui: 27 November 2020   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokrpi

Hai nama saya Jasmine Nazwa ini postingan pertama yang saya buat di blog kompasiana. Sedikit cerita tentang keadaan kegiatan belajar di tengah pandemi Covid-19. Disini saya akan berbagi sebuah karya tulis saya yang berjudul keseharian pjj dimana karya tulis yang saya buat ini berhasil mendapatkan juara 1 di perlombaan hari guru SMKN 50 Jakarta. 

"KESEHARIAN PJJ"

Sejak diterapkannya social distancing oleh pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona, kegiatan berinteraksi langsung pun dibatasi. 

Dalam artian tidak keluar rumah apabila kegiatan tidak terlalu penting. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia melakukan semua kegiatannya dari rumah. 

Kondisi ini tentunya berpengaruh pada sistem belajar mengajar yang ada di Indonesia. Pemerintah menerapkan sistem daring yaitu belajar dari rumah masing-masing dengan memanfaatkan internet.

Pandemi di muka bumi ini masih belum berakhir. Entah sudah berapa lama kita berada di rumah bahkan tidak tahu sampai kapan kita akan terus seperti ini. 

Banyak hal yang terlewatkan terutama tentang kegiatan di sekolah. Semuanya harus dilakukan dengan tatap muka secara online. Perasaan jenuh sudah pasti timbul di kalangan pelajar seperti kita.

Pastinya keadaan seperti ini yang membuat suasana berubah. Karena semua yang dilakukan harus mandiri dari rumah, tidak dapat berinteraksi langsung dengan teman-teman sekolah. Terutama dari cara kita menyelesaikan tugas tanpa bertatap muka dan berusaha memahami materi yang disampaikan oleh bapak atau ibu guru kita.

Rindu, itu merupakan sebuah kata yang menggambarkan keadaan sekarang ini. Rindu tidur cepat di malam hari untuk mempersiapkan kebutuhan sekolah yang akan dibawa besok pagi. 

Rindu paniknya ketika dasi hilang di hari senin menjelang upacara, rindu disiapkan bekal makanan enak oleh mama, atau bahkan menyapa teman sekitar ketika sampai di sekolah.  Sayangnya di kelas sepuluh ini kita tidak bisa merasakannya.

Kini pagi yang kita lewati berbeda. Tidak ada pamit kepada orang tua saat berangkat sekolah, tidak ada makan bersama teman ketika bel istirahat tiba, tidak ada bercengkrama bersama teman, sekarang hanya duduk di depan laptop mendengar penjelasan guru tanpa adanya teman sebangku. Namun itu semua tidak menjadi masalah, karena meskipun begitu kita juga tetap mendapatkan ilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline