SEKILAS TENTANG PONDOK PESANTREN
Banyak hal-hal menarik serta pengalaman luar biasa yang kita dapatkan ketika kita memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, salah satunya menjadi pribadi yang mandiri setelah lulus nanti.
Ya, orang tua mana yang tidak menginginkan anaknya kelak menjadi seseorang yang mandiri, tidak bergantung pada orang lain. Kehidupan mandiri di pondok pesantren memang sudah dibiasakan dalam keseharian sehingga dapat membuat anak menjadi tidak manja dan tangguh dalam menghadapi segala jenis permasalahan.
Selain dididik menjadi pribadi yang mandiri, santri di pondok pesantren juga diasah agar memiliki jiwa sosial yang tinggi serta sopan santun dalam kesehariannya, misal dengan diberlakukannya peraturan untuk saling bertegur sapa, bukan hanya kepada orang yang dikenal, melainkan kepada seluruh golongan yang berada di lingkungan pondok. Sopan santun kepada yang lebih tua dan memiliki rasa sayang kepada yang lebih muda.
Untuk kegiatan sehari-hari disini sudah terjadwal mulai dari bangun tidur hingga para santri tidur kembali. Kegiatan dimulai dengan sholat tahajud pukul 03.00 WIB, biasanya santri dibangunkan oleh pengurus (mudabbir) dengan cara mengetuk-ngetuk pintu sambil membangunkan perorangan di setiap kamar, para santri pun bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Kita dapat menyaksikan pemandangan santri yang semangat berlari ke kamar mandi agar tidak antri (thobur) kamar mandi, ada juga santri yang berjalan dengan mata setengah tertutup hingga sampai di kamar mandi.
Apabila dilihat santri-santri yang keluar kamar hanya segelintir maka keluarlah sedikit jurus kasih sayang mudabbir kepada anggotanya (a'do) dengan kembali membangunkan namun dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu dengan membawa sejenis semprotan yang didalamnya sudah diisi air.
Ya, betul saja semprotan air itu meluncur tepat di wajah para santri yang masih nyaman berada di dalam mimpinya masing-masing, jika masih tidak mempan, maka harus diberlakukan cara siram tanaman.
Disebut siram tanaman, karena ketika air terjun tepat dari atas, maka otomatis para penghuni di kasur seketika akan bangkit, disitulah awal pagi yang paling mengharukan bagi santri-santri yang terbuai terlalu dalam bersama mimpinya, yaitu jemur kasur, sukur-sukur kalo matahari cerah bisa kering dalam sehari, kalau sudah musim penghujan alamat malam selanjutnya numpang kasur teman atau lebih parahnya tidur hanya beralaskan karpet tipis.
Sholat tahajud dilanjutkan dengan sholat subuh kemudian membaca dzikir pagi hingga waktunya sholat Dhuha, setelahnya para santri berkumpul di lapangan untuk olahraga bersama, selang beberapa menit mereka kembali ke kamar untuk persiapan berangkat ke sekolah .
Nah, di sini nih drama riweh ala santri, karena waktu antara selesai olahraga dengan jam masuk kelas dapat dibilang sebentar, membuat mereka sibuk ganti baju cara kilat, sampai-sampai disetiap harinya ada yang tidak sengaja mengambil baju teman yang dia kira miliknya sendiri, ada yang lupa kemudian membiarkan bajunya terbengkalai di tengah kamar.