Lihat ke Halaman Asli

Melawan Mitos "Tidak Ada Cinta Sejati"

Diperbarui: 26 April 2018   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orangtua Fariz Suhaimi/Facebook

Tindakan menjadi pelajaran yang sangat berharga ketimbang hanya menjadi ucapan. Maknanya lebih terlihat dan terasa.

Cinta sejati sangat langka, tapi bukan berarti tidak ada. Tapi juga, di situlah kendalanya.
Seseorang tidak akan bilang 'Aku menemukan cinta sejatiku'. Karena cinta sejati hanya bisa dirasakan, tapi tidak bisa direncanakan.
Cara merasakannya itu yang sulit, seseorang tidak akan tahu kalau ia sedang sangat jatuh cinta. Hanya orang dari luar hubungan mereka yang bisa menilai.

Melihat kisah berikut ini, bisa jadi cinta sejati itu sangat sederhana:

Dari dia yang dikaruniai orangtua yang saling mencintai dan mengasihi

Sering kali aku mendengar cerita dari para perempuan yang bilang sulitnya menemukan pria sejati. Sebenarnya bukan permasalahan siapa, perempuan atau prianya, yang seharusnya menjadi sempurna. Sebuah kebaikan dan ketulusan sederhana bisa datang dari satu insan.

Foto di atas adalah orangtua ku.

Ayah bekerja lebih dari 12 jam sehari (di bawah terik matahari) supaya ibuku bisa punya kehidupan yang baik, tapi ibu tetap memilih untuk tidak leha-leha dan hanya bersandar.

Ibu akan melakukan perjalanan dari Sengkang sampai Kranji hanya untuk berbagi makanan dengan ayah, memastikan dirinya tidak kelaparan, lalu pulang kembali ke rumah sambil bilang "Sekarang aku bisa istirahat, bapakmu sudah gak lapar dan baik-baik saja."

Definisi seorang wanita kuat bukan hanya kemandirian, wanita yang kuat adalah pribadi yang setia berada di samping pasangannya, apa pun situasinya.

Ingatlah, pria bajingan sedunia pun masih bisa dijinakkan oleh seorang wanita, bukan karena wanitanya lebih kuat secara fisik maupun mental, tapi karena orangnya dapat memberikan keikhlasan, cinta, kepedulian dan kesetian terhadap pria itu.

Aku beruntung bisa mendapat pelajaran yang berharga dari orangtuaku, bukan dari mulut, tapi bagaimana mereka berperilaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline