Sistem dan transaksi ekonomi sudah berlangsung sejak dulu kala, bahkan sejak sebelum alat tukar yang resmi seperti uang ditemukan. Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, maka sistem ekonomi juga turut mengalami perubahan. Di era digital seperti sekarang, sistem ekonomi juga turut terdigitalisasi sehingga tercipta istilah ekonomi digital. Lalu sebenarnya apa perbedaan antara ekonomi jenis ini dengan ekonomi konvensional atau yang sudah ada sebelumnya? Berikut beberapa poin pembedanya
Tempat Atau Media Transaksi
Dalam ekonomi konvensional atau non-digital, kegiatan transaksi hanya berlangsung ketika pembeli dan penjual saling bertemu dan melakukan pertukaran antara uang dan barang, transaksi biasanya dilakukan di toko atau pasar. Ini berarti, agar transaksi ekonomi konvensional bisa berlangsung, diperlukan suatu tempat fisik untuk pembeli dan penjual bisa bertemu. Berbeda jika transaksi ekonomi terjadi secara digital, penjual dan pembeli tidak memerlukan adanya tempat fisik. Tempat fisik tersebut diganti dengan suatu flatform yang bisa menghubungkan pembeli dan penjual. Platform untuk bertransaksi bisa berupa market place, sosial media, aplikasi mobile, ataupun website.
Modal Awal Usaha
Banyaknya bisnis yang berkembang dan berjalan memang bisa jadi tolak ukur laju perekonomian, dan sudah bukan rahasia lagi jika untuk memulai suatu bisnis atau usaha diperlukan modal yang cukup besar di awal. Tapi ternyata teori modal besar ini lebih banyak berlaku untuk ekononmi konvensional. Di era digital seperti sekarang, pelaku bisnis tidak perlu lagi mengeluarkan modal besar karena mereka bisa menjual produk yang "tak terlihat". Pelaku bisnis digital tetap bisa melakukan transaksi penjualan dan tanpa modal, seperti penjualan dengan sistem PO (pre-order), melakukan dropsip, atau menjadi reseller.
Mekanisme Penjualan
Mekanisme penjualan yang dilakukan dalam ekonomi konvensional sangat sederhana, pembeli datang ke tempat penjual menjajakan dagangannya, memilih produk, membayar, kemudian membawa barang tersebut pulang. Sedangkan dalam ekonomi digital, transaksi jual beli yang dilakukan sangat menuntut ketelitian sebab pembeli tidak memilih dan melihat produk secara langsung. Penjual harus bisa memahami keinginan pelanggan meski transaksi hanya dilakukan secara virtual. Ketika penjualan berhasil, produk juga harus dikemas dengan baik agar bisa sampai ke tangan pembeli dalam keadaan utuh dan tidak ada kekurangan.
Sistem Pembayaran
Dalam ekonomi konvensional pembayaran bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara cash atau digital. Pembayaran cash tentu dilakukan dengan uang tunai, sedangkan pembayaran digital bisa melalui kartu debit, kartu kredit, ataupun uang digital. Pembeli yang melakukan transaksi secara konvensional hanya perlu membayar sejumlah harga barang yang dibeli, sedangkan pembeli yang melakukan transaksi secara digital harus dibebankan ongkos kirim produk.
Untuk sistem pembayaran dalam transaksi digital sendiri umumnya dilakukan secara virtual, yaitu melalui transfer antar bank atau transfer dari uang digital. Tapi kini tersedia juga sistem pembayaran yang lebih memudahkan bagi pelaku transaksi digital yang tidak memiliki rekening, yaitu pembayaran saat barang diterima atau cash on delivery.
Tingkat Kepercayaan Konsumen
Kemudahan segala jenis transaksi di era digital ini memang memudahkan, tapi juga membuka peluang bagi para pelaku kejahatan cyber. Bagi pelaku ekonomi digital, menjaga kepercayaan konsumennya sangat penting, karena bisnis mereka hanya bisa berjalan dengan landasan kepercayaan. Sedangkan bagi pelaku ekonomi konvensional, menjaga kepercayaan konsumennya akan lebih mudah sebab mereka akan selalu bertemu secara langsung dalam melakukan segala jenis transaksi.
Referensi: halojasa.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H