Lihat ke Halaman Asli

rbactivity

Rutan Blora

Rutan Blora Gelar Skrining NAPZA bagi Warga Binaan Baru

Diperbarui: 31 Januari 2025   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rutan Blora Gelar Skrining NAPZA bagi Warga Binaan Baru

Blora -- Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Blora Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengah melalui Klinik Pratama Rutan Blora melaksanakan skrining Napza bagi warga binaan baru, Jumat (31/1/2025). Skrining ini dilakukan sebagai bagian dari program Rehabilitasi Pemasyarakatan Tahun 2025 yang bertujuan untuk mendeteksi risiko penggunaan zat psikoaktif di lingkungan rutan.

Kegiatan ini menggunakan metode WHO-ASSIST v3.1, sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menilai tingkat risiko penggunaan Napza serta menentukan langkah intervensi yang tepat bagi warga binaan. Skrining dilakukan oleh tenaga kesehatan Klinik Pratama dengan pendampingan dari petugas Rutan Blora.

Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Pelayanan Tahanan, Tri Murcahyono, menyampaikan bahwa skrining Napza ini merupakan langkah awal dalam upaya rehabilitasi dan pembinaan bagi warga binaan yang memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif.

"Dengan skrining ini, kami dapat mengidentifikasi sejak dini warga binaan yang berisiko atau memiliki riwayat penggunaan Napza. Hasil asesmen ini akan menjadi dasar untuk menentukan apakah mereka memerlukan intervensi lebih lanjut, seperti konseling, pemantauan medis, atau rehabilitasi," ujar Tri.

Rutan Blora Gelar Skrining NAPZA bagi Warga Binaan Baru

Sementara itu, Kepala Rutan Blora, Budi Hardiono, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen Rutan Blora dalam memberikan layanan pemasyarakatan yang tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga aspek kesehatan dan kesejahteraan warga binaan.

"Skrining ini penting untuk memastikan warga binaan mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Kami berharap program ini dapat membantu menciptakan lingkungan rutan yang lebih sehat dan bebas dari penyalahgunaan Napza," jelas Budi.

Warga binaan yang mengikuti skrining diberikan edukasi tentang bahaya penyalahgunaan Napza serta pentingnya menjalani hidup sehat selama masa pembinaan. Dengan adanya program ini, diharapkan deteksi dini terhadap risiko penggunaan zat terlarang dapat dilakukan secara optimal, sehingga upaya rehabilitasi dan pemulihan dapat berjalan lebih efektif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline