Lihat ke Halaman Asli

iesti KM

Pendidik dan Pembelajar

Tragedi Siti Mati

Diperbarui: 12 April 2021   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TRAGEDI SITI MATI

Siti melindung diri di rumah tua
Suaminya mati dua minggu lalu
Saat bulan menjulurkan jari-jarinya
Pada pohon eru
Cahayanya lindap ditelan daun

Malam itu, suaminya  pergi tergesa
Memburu pandemi yang membunuh anaknya
Pada tubuhnya terdapat cap corona
Pada setiap titik uratnya darah berwarna hitam
Pandemi telah mengambil mata dan jantungnya
Secara bergantian mereka menghirup virus

Gagak masih melintasi kota-kota gelap
Entah ingin pergi atau menetap
Suaranya membumbung
Terkurung dalam kotak-kotak tempurung

Siti tergolek di ranjang merah
Menjilati cahaya yang melesap
Napasnya datang dan pergi terengah
Mulutnya mulai basah
Matanya mulai lelah
Otaknya kini terasa terbelah
Dari hidungnya mengalir tetes-tetes darah
Siti hilang arwah
Ke liang tanah merah

Cat: puisi ini sedang dibuat antologi
Magelang, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline