Ini tentang harapan yang selalu ada. Pada dada, nyeri itu mereda.
/18 Maret 2020/
Bulan wabah datang saat kita menikmati hari-hari normal
Segala seperti entah,
Semua memperlakukan waktu seperti bermain-main pedang
Setiap hari terlahir goresan tanpa darah dan membunuh pelan-pelan
Ia datang hanya untuk mengantar kegaduhan
Sementara waktu menyalakan kepanikan
/10 Desember 2020/
Republik ini, tentang bagaimana melindungi diri sendiri
Di tengah kegelisahan yang meruncing
Uang meluncur ke saku celana
Perut tanah hampir muntah
Makan bangkai dan minum air darah
/5 januari 2021/
Aku masih mengawasi harapan, jangan sampai terjatuh dari ranjang putih
Kesakitan dan kesembuhan berkejaran
Aku ingin hidup abadi
Banyak sajak yang belum aku tulis
Tentang harapan yang masih menyala
Pada dada nyeri itu mereda
Magelang, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H