Lihat ke Halaman Asli

iesti KM

Pendidik dan Pembelajar

Puisi: Wajah Kota dalam Sepotong Kue

Diperbarui: 15 Juli 2020   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pemanggang kue. (sumber: pixabay/stocksnap)

Pagi menemukan mentari jatuh di lantai dapur
Langit jatuh cinta pada asap yang membumbung di atap
Lantai mengeluarkan bau tengik kehidupan malam hari
Seperti bau kimia pada pelajaran ipa
Dapurku beraroma harum masakan ibu 

Api di dapur membakar dingin
dan aku hanya termangu di balik tubuh ibu
Api dengan gelisah memakan kayu, plastik dan kardus
Lalu lunaslah rasa dingin di pagi yang beku
Kayu memberi abu yang berhamburan ketika aku tiup
Kata ibuku, jika ingin roti yang enak tiuplah api 

Api menjadiakan aku membakar resah
Ada wajah kota dalam kue pia yang aku lumat
Kota yang membisik bahwa ia sekarang beraroma sampah
Dan beraroma bayi busuk yang di buang di jalan kota
Darahnya masih merah, mengalir dari sulur perempuan
Yang menghilang bersama angin
Matanya telah menjadi gagak, dan ia menyalib nadinya 

Magelang, Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline