Lihat ke Halaman Asli

Syukur Nikmat

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Ingatlah KetikaTuhanmu memaklumkan jika kamu benar-benar bersyukur, pasti aku akan menambahkan kepadamu(nikmat), dan jika kalian benar-benar ingkar terhadap (nikmat-Ku) sesungguh-Nya azab-Ku sangat pedih”(Ibrahim :7)

Diriwayatkan oleh imam Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak dari sahabat jabir bin abdullah rodliyallahu ‘anhu bahwa jibril menceritakan bahwa ada seorang hamba Allah SWT yang dihidupkan selama 500 tahun beribadah kepada Allah. Allah SWT menempatkan hamba-Nya disebuah gunung yang dikelilingi samudra luas yang didalamnya Allah SWt alirkan sungai yang mengalirkan air tawar dan menumbuhkan pohon delima yang setiap malam berbuah dan matang. Sang hamba melalui harinya dengan beribadah kepada Allah SWT pada siang hari dan menjelang malam ia keluar dari mihrobnya untuk berwudhu dan minum dari air yang Allah SWT alirkan dan mengambil delima yang telah matang untuk ia makan. Ia tetap dalam keadaannya yang selalu beribadah sampai Allah mewafatkannya.

Kemudian sang hamba dihadapkan kepada Allah SWT pada hari kiamat dan Allah SWt kemudian mengatakan “masukkan hamba-Ku ke Syurga karena rahmat-Ku”. Sang hamba kemudian menyergah sambil berkata “Tetapi Tuhanku aku ingin masuk surga karena amalku”. Allah SWT mengulangi sampai 3 kali “masukkan hamba-Ku kedalam surga karena rahmat-Ku” yang selalu ditolak sang hamba karena ingin masuk surga karena amal ibadahnya. Kemudian Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menimbang amal ibadah sang hamba selama 500 tahun dengan nikmat sebelah matanya. Setelah ditimbang ternyata nikmat sebelah matanya masih lebih berat tenimbang amal ibadahnya selama 500 tahun. Kemudian Allah SWT memerintahkan untuk memasukkan hamba-Nya kedalam neraka karena sang hamba merasa telah banyak beribadah. Kemudian sang abid pun memohon ampun dan meminta dimasukkan kedalam syurga karena rahmat Allah. Dan Allah pun akhirnya memasukkannya kedalam syurga berkat rahmatNya.

Membaca kisah ini memberikan pelajaran yang sangat penting buat kita. Sang abid belum tahu keadaan dirinya nanti namun kita telah diberitahu Allah SWT melalui jibril as untuk menjadi pelajaran buat kita. Kita manusia adalah hamba yang harus tahu posisi kehambaan kita supaya kita tidak lengah dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWt berikan kepada kita. Kita manusia memang ajaib, diberikan begitu banyak nikmat oleh Allah SWT namun tidak sedikit kita yang tidak bersyukur bahkan kufur. Kita gunakan nikmat Allah SWt untuk mengingkari Allah SWT. Dan begitu hebatnya Allah SWT, walau kita seumur hidup kita kufur terhadap nikmat-Nya namun Allah SWt tetap memberikan kita rizki dan nikmat-Nya.

Mari kita lihat perumpaan yang diberikan Allah SWt kepada kita dalam surat ghosyiah ayat 17 yang berbunyi :

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

artinya : “ tidakkah kalian melihat kepada unta bagaimana ia diciptakan!”

apa sih istimewanya unta selain ia hewan yang kuat dipadang pasir? Unta merupakan hewan yang unik. Setelah diberikan sedikit air dan makanan oleh tuannya, unta adalah binatang yang sangat patuh pada tuannya. Unta binatang yang sangat bersyukur pada tuannya sampai-sampai unta rela memberikan lehernya untuk disembelih oleh tuannya. Ya unta benar-benar binatang yang sangat patuh dan bersyukur kepada tuannya. Maka dari itu Allah SWT memberikan kepada kita perumpamaan unta dalam ayat-Nya. Kita yang telah diberikan nikmat yang banyak oleh Allah SWT sudah seharusnya bersyukur kepada Allah.

Lalu bagaimanakah kita bersyukur ?...

Apakah cukup hanya dengan mengucap Al-Hamdulillah saja seperti perkataan seseorang ‘alhamdulillah ya sesuatu!’ ?

Bersyukur adalah menampakkan dampak nikmat Allah SWt dalam diri seorang hamba dengan hati yang beriman, lisan yang senantiasa memuji dan perbuatan yang senantiasa beramal sholeh dan ibadah. Artinya mempergunakan nikmat yang Allah berikan untuk taat kepada Allah yang Maha Rahman dan Rahim. Belum disebut bersyukur jika hanya lisan yang memuji tanpa bukti dalam perbuatan yang berupa ketaatan kepada Allah SWT dalam segala perintah dan laranganNya. Sama saja dengan menghina Allah jika hanya lisan memuji tanpa bukti dalam perbuatan bahkan menerjang larangan-Nya. Lisan mengucapkan ‘alhamdulillah ya sesuatu’ tapi berpenampilan menampakkan aurat yang dilarang Allah..!Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.

Dengan bersyukur juga, Allah SWT akan menambah nikmatNya kepada kita sebagaimana Allah sebutkan dalam surat Ibrahim ayat 7. Demikian pula sebaliknya jika kita kufur maka sungguh azab Allah sangat pedih.

Tidak pantas bagi kita seorang hamba untuk kufur terhadap nikmat-nikmat Allah..!

Jika kita ingin kufur, maka tolaklah semua nikmat Allah...

Jangan hirup udara yang Allah ciptakan...

Jangan makan-makanan yang Allah berikan...

Jangan hidup dibumi milik Allah...

Jangan...

Referensi :

-Taujih Ustad Ibnu Hasan Ath-Thobari dalam satu kajian

-Tafsir Al-Usyr Al-Akhir dari al-Qur’an Al-Karimwww.tafseer.info




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline