senja ini, ia duduk termenung di bibir jendela. sesaat kemudian di buka semua sms dari rendy.
"semua yang mengingatkan tentang dia harus dimusnahkan. maka rasa sakit ini akan sedikit terlupakan." pikirnya. baru tiga minggu ia putus dengan pacarnya, rendy. dengan menyisakan luka hati.
masih ingat, hari itu ia memergoki rendy di kantin kampus suap-suapan es krim sama wanita lain. dihampiri mereka, karena emosi ditampar saja rendy.
"kita putus. aku sudah bosan dengan kamu!" kata rendy saat itu. mendengar ini sakit hatinya.
jarinya lagi menggerakkan tombol navigator untuk menghapus semua sms rendy, tapi saat itu pula bergetar hape isyarat sms baru masuk.
isinya; "hai met sore fita, sudah tiba di rumah? sudah mandi belum?" sms dari uli.
uli teman kuliahnya. yang sebenarnya ia tahu, kalau uli ini diamdiam naksir dirinya. hanya karena saat itu dia ingin menjaga kesetian dengan rendy, ia menjaga jarak dengan uli. dan kini, rendy jelas lelaki berengsek seperti itu.
"sakit karena cinta yang lalu masih membekas. kini datang lagi cinta yang berikutnya. cinta apa yang ditawarkanya: madu atau racun?" gumamnya. hatinya bimbang, haruskah sinyal cinta uli disambut atau...
matanya masih menatap layar hapenya. tanganya ragu, haruskah dibalas smsnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H