Adu Ketangkasan Bela Diri Silat untuk Anak-Anak di Festival Desa Turi Agung kali ini telah usai. Widura dan kelompoknya berpisah dengan Wira. Selain beroleh pengalaman persilatan, anak-anak ini mendapat teman baru dari desa lain. Mereka saling berjanji jika ada kesempatan, mereka akan saling bertemu lagi.
Widura dan kelompoknya berjalan kembali ke arah pasar. Mereka saat ini menikmati keramaian pasar dan melihat-lihat bermacam dagangan. Terkadang ada benda yang menarik, lalu mereka berhenti sejenak melihatnya.
Di sebuah lapak penjual pernik-pernik untuk perempuan, Widura berhenti sejenak. Ia tertarik dengan hiasan untuk rambut yang terlihat unik.
"Lho, kamu mau beli apa?" Sogol bertanya.
"Ingin beli sesuatu untuk Widuri. Ibu memintaku membeli sesuatu buat dia," jawab Widura. "Tadi belum kepikiran, setelah melihat hiasan rambut yang lucu itu, aku jadi ingin membelinya."
"Ayo adik, silahkan dipilih kalau mau beli," ujar perempuan penjaga lapak ketika empat anak itu mendekat.
"Ratri, menurut kamu hiasan ini bagus atau nggak?" tanya Widura sambil menunjuk ke sebuah kotak yang berisi hiasan rambut dengan beragam bentuk.
"Bagus-bagus sih," jawab Ratri datar.
"Hmm, jawaban kamu kok nggak mencerminkan ketertarikan?" ucap Widura.
"Begitu ya?" Ratri setengah bertanya. "Mungkin karena aku memang nggak terlalu tertarik. Hehehe."
"Makanya kamu nggak pernah terlihat memakai perhiasan," ucap Murti.