Lihat ke Halaman Asli

Jarang Makan

Freelancer

Kisah Tikus yang Berkuasa Tanpa Mempersyaratkan Etika

Diperbarui: 7 Januari 2024   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menikmati hari dalam tubuh capung besi.
menebar ketakutan untuk sang pesakitan.
memeras tuntas tersisakan ampas.
si tikus berdasi tak tersentuh regulasi.
genggam kuasanya menggurita meraja lela.
dari sudut penjara sampai pojok istana.
hingga ia lupa bila dunia ada batasnya.
si tikus berdasi terantuk titik kulminasi.
tikus-tikus yang tersisih menjadi makin risih.
belati dan parang menerjang dari belakang.
kini tikus berdasi terancam bui.
ia merajuk seolah makhluk paling terpuruk.
mempertanyakan nurani minta dikasihani.
suatu permintaan tabu tanpa ada rasa malu.
dari sepercik etik yang lapuk membusuk.

baca juga"

puisi Memperbincangkan evaluasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline