Lihat ke Halaman Asli

Zahra El Fajr

a melancholist

Puisi | Lebat Dilaknati Hujan

Diperbarui: 1 April 2017   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustration/Source: weheartit.com

Mana kuasa berjalan di atas tanah yang lebur menjadi lumpur karena hujan sedari barusan, sampai tujuan pun tidak

Mana bisa tak masuk angin kalau malamnya terguyur hujan, amat lama

Hujan ini bukan petaka saja, gelegar petirnya meraung ciutkan otot senyum

Petir itu tajamkan matamu, tak bisa ditatap dengan damai

Hujannya dimana-mana, Kamu

Raunganku kalah, salah memang aku tak mau mengalah

Lisanku liar, kamu terluka. Sesal pecuti betis, berbekas tapi tak sepadan dengan sayatan di hati. Bisa hilang, tidak apalagi, sangat bisa.

Terakhir, sumpah: hujan ini dimana? Dimana-mana? Dimana dimana?

"Bodoh!" umpatmu

Tolehan sarkas itu terdengar lebih lara daripada umpatannya,

Oh, hujannya di situ, di hatimu, dan lebat betul,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline