Lihat ke Halaman Asli

Dua Balita Menderita Gizi Buruk

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1426158748854773503

BLITAR, KOMPASIANA – Di Kabupaten Blitar, Jawa Timur diketemukan dua Balita menderita gizi buruk. Kondisi kedua balita tersebut sangat memprehatinkan. Selain susah berbicara, tubuhnya lemah dan tidak bisa berjalan, meski usianya sudah diatas tiga tahun. Yang menjadi penyebab Gizi buruk terhadap kedua Balita tersebut dikarenakan lemahnya ekonomi dari orangtuanya.

Dari pantauan dilapangan, Andini, balita berusia lima tahun putra dari pasangan suami istri Slamet dan Murtinah, warga Desa Wonorejo Kecamatan Talun Kabupaten Blitar, menderita Gizi buruk. Balita Andini mengalami selain susah bicara, tubuhnya lemah dan tidak bisa berjalan. Bahkan berat badannya hanya sembilan kilo gram meskipun Andini sudah berusia tiga tahun.

Menurut pengakuan orang tua Andini, tiap harinya dia hanya diberi susu untuk memulihkan kondisi badannya. Pasalnya untuk membawa Andini ke Rumah Sakit, orang tuanya tidak memiliki biaya.

“ Mau gimana lagi mas, mau dibawa ke Rumah Sakit tidak punya biaya. Kami hanya bisa pasrah,” ungkap Slamet, ayah Andini.

Hal serupa Gizi Buruk juga menimpa Fandi Ardinata, balita umur tiga tahun, putra dari pasangan suami istri Supindik dengan Puji Rahayu, yang rumahnya tak jauh dari kediaman Andini. Kondisi badan Ardinata juga sangat memperhatinkan, berat badannya hanya sembilan kilogram. Selain itu, hingga saat ini Fandi Ardinata juga belum bisa berjalan dan sulit berbicara.

Kondisi tersebut dialami oleh kedua balita malang sudah bertahun-tahun dan orang tua mereka hanya bisa pasrah, lantaran keadaan ekonominya serba kekurangan.

Menurut pengakuan Puji Rahayu, ibu dari Fandi Andinata, dia pernah beberapa kali berobat ke Puskesmas dan ke Rumah Sakit, namun karena kondisi ekonominya yang pas-pasan, sehingga tidak bisa melanjutkan untuk berobat.

“ Fandi saya bawa ke dokter dinyatakan gizi buruk dan saat ini dia hanya menggantungkan Gizi dari pemberian susu serta vitamin oleh bidan. Itupun belum tentu sebulan sekali,” keluh Rahayu kepada wartawan.

Kondisi kedua orangtua balita penderita Gizi buruk tersebut diperparah dengan tidak memiliki kartu BPJS. Pasalnya menurut pengahuan Supendik, Ayah Fandi, dia hanya bekerja serabutan, sehingga tidak mampu untuk mengurus BPJS yang setiap bulannya harus membayar dua puluh lima ribu rupiah.

“ Kami sudah tidak mampu membawa Fandi berobat lagi, kaena tidak punya biaya,” ungkapnya

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dokter Kuspardani mengatakan, pihaknya sudah melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terhadap kedua balita gizi buruk tersebut, yaitu berupa susu selama sembilan puluh hari. Selain itu Dinas Kesehatan juga secara rutin melakukan pengecekan terhadap kondisi Andini dan Fardi Ardinata.

Kasus Ardani dan Fandi Ardinata sudah kita tangani dan dilakukan pemberian makanan tambahan selama 90 hari,” jelasnya

Dari data yang dihimpun, di Kabupaten Blitar sendiri, untuk tahun 2014 tercatat ada lima puluh tujuh kasus Balita penderita Gizi Buruk, yang rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu. (FJR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline