Lihat ke Halaman Asli

Hari ini, Saya STOP Mengikuti Twitter @SBYudhoyono

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1369485418217261395

[caption id="attachment_255858" align="aligncenter" width="500" caption="twitter.com/SBYudhoyono"][/caption]

Acount  Twitter @SBYudhoyono, memang luar biasa yang berminat; dalam hitungan hari, sudah lebih dari 2000.000  pengikut; sementara yan ikuti, cuma 66, dan sebagian besar adalah sanak-familinya. Diriku, OPA JAPPY @jamprethati, sejak awal sudah merupakan salah satu pengikut setia;  dan termasuk yang memperhatikan tweet-tweet penting dari Sang Presiden RI tersebut.

Akan tetapi, setelah mengikuti perkembangan (dan ikut protes) rencana SBY (akan) menerima World Statesman Award 2013, maka diriku, akhirnya memutuskan tak lagi (mulai hari ini sampai kiamat) ikuti Twitter @SBYudhoyono.

Hal tersebut karena, bagiku, SBY sangat, sangat, sangat, dan amat sangat tak layak mendapat penghargaan World Statesman Award 2013. Bagiku, dan juga banyak orang, SBY tidak berbuat apa-apa, yang seharusnya ia bisa lakukan dalam rangka membangun hubungan masyarakat yang berbeda iman, kepercayaan, dan agama; sehingga yang terjadi, pada masa pemerintah SBY, yang terjadi adalah begitu banyak kasus kekerasan akibat sentimen SARA.

Agaknya SBY, para punggawanya dan hulubalang istana serta abdi-abdi dalemnya, sudah mempunyai kebulatan tekad untuk menerika penghargaan dari Yayasan milik Rabbi Yahudi di USA tersebut. Dengan jumaw, mereka semua bangga dengan keyakinan bahwa SBY telah dan sangat berjasa dalam upaya perdamaian dunia, melawan krimininalitas terhadap agama dan kepercayaan minoritas, melawan intoleransi, mengatasi penindasan terhadap minoritas, chaos akibat sentimen SARA; sehingga layak menerima World Statesman Award 2013.

Padahal, yang terjadi adalah selama pemerintahan SBY, banyak terjadi (dan diberitakan secara luas) masalah serta kobflik akibat intoleransi, kekerasan atas nama agama, dan seterusnya. Penerimaan award tersebut sangat bertantangan dengan fakta yang di negeri ini; belum sesuai fakta yang ada di lapangan, tentang kerukunan, multi kulturalisme, tentang tindakan tegas terhadap anarkisme, diskriminatif, ini kan masih banyak terjadi, (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD).

Keinginan dan nafsu, rasa percaya diri tinggi, serta merasa layak menerima award tersebut, sekaligus membuat tersinggung dan terhina  banyak orang. Sejak awal diriku sudah menyatakan bahwa kemanusiaanku terhina dengan SBY menerima World Statesman Award 2013.  Jadi, jika ia menerima, maka ia menghina diriku sebagai salah satu dari jutaan manusia Indonesia, yang diperlakukan tak sepertinya karena terlahir sebagai minoritas.

[Sebagai orang Indonesia yang masih waras, saya menolak pemberian World Statesman Award 2013 kepada SBY, sebab, Presiden tidak bertindak untuk meniadakan sentimen SARA; rakyat butuh pemerintah melindungi minoritas, sehingga tak ada penyingkiran dan penindasan (bahkan pembunuhan) terhadap mereka. Sangat banyak kekerasan atas nama agama, namun pemerintah SBY membiarkan semuanya terjadi dan berulang kali terjadi. Presiden melakukan pembiaran dan membiarkan sangat banyak rakyat menangis, dan jangan lagi memperlihatkan prihatin (dan kesedihan) serta air mata kepada mereka; rakyat telah mengeluarkan air mata akibat Presiden tak bertindak tegas serta tak ada ketegasan. Sia-sia lah ribuan, bahkan jutaan kata prihatin dan keprihatinan dari Presiden; tetapi cukup  hanya bertindak tegas dan penuh ketegasan,  maka banyak hal terselesaikan]

Jadinya, buat apa ku harus ikuti kicauan dari orang yang menghina kemanusiaan ku ....!?

[caption id="attachment_255681" align="aligncenter" width="576" caption="@jamprethati collection/wikipedia.com"]

1369387947206517153

[/caption]

Kemanusiaanku Terhina

Jika

SBY Mendapat World Statesman Award 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline