Lihat ke Halaman Asli

Tokoh-tokoh yang Pernah Menerima World Statesman Award

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1368859299773059365

[caption id="attachment_254622" align="aligncenter" width="532" caption="appealofconscience.org/"][/caption]

Berdasar data-data yang ada pada appealofconscience.org/, bahwa pemebrian World Statesmen Award diberikan sejak tahun 1997, kemudian mandeg; dan dilanjutkan pada tahun 2000. Ada sejumlah kriteria (yang dikumpulkan berdasar informasi dari perwakilan atau orang yang akan menerimannya);

Berikut ini adalah orang-orang atau tokoh-tokoh terkenal yang pernah menerima World Statesman Award  dari Appeal of Conscience Foundation.

13688580131341360298

1368858069713336823

1368858115556244694

13688582151067326929

1368858173405642695

13688583121503446094

13688583581197925147

136885841366578381

1368858473252853261

13688585502044613311

13688585982115542245

1368858671558899159

13688587491083896992

1368858816958248004

SELANJUTNYA

Sebelumnya ada pertemuan antara Appeal of Conscience Foundation dengan delegasi (dari Indoenesia, tidak disebutkan siapa-siapa pejabat Indonesia yang bertamu di kantor Yayasan tersebut). Menurut rilis  Appeal of Conscience Foundation, bahwa pada Feb 4, 2013 – New York, NY: ACF delegation hosted an Indonesia delegation. Rabbi Schneier was joined by David Schneider, Andrew Scharf, John Ellis, Antonio Garcia, Rabbi Benjamin Goldschmidt and Amy Roses. The visitors were invited to the United States under the auspices of the Department of State’s International Visitor Leadership Program, (sumber: appealofconscience.org).

Maka berdasar negoisasi dan banyak pertimbangan maka Appeal of Conscience Foundation memutuskan bahwa penerima

World Statesman Award  tahun 2013

adalah

13688588991360784675

Award tersebut diberikan kepada Presiden Republik Indonesia karena berhasil

Membiarkan adanya kerusuhan, kekerasan, konflik akibat sentimen SARA; juga keberhasilan dalam ketidakmampuan pemerintah melindungi minoritas, sehingga terjadi penyingkiran dan penindasan (bahkan pembunuhan) terhadap mereka.

Membiarkan adanya kekerasan atas nama agama, dan terulang atau berulang-ulang terjadi

Melakukan pembiaran dan membiarkan sangat banyak rakyat menangis, dan jangan lagi memperlihatkan prihatin (dan kesedihan) serta air mata kepada mereka; rakyat telah mengeluarkan air mata akibat Presiden tak bertindak tegas serta tak ada ketegasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline