Kapolda DIY Brigjend Pol Sabar Raharjo diganti oleh Brigjen (Pol) Haka Aksana; Pangdam IV Diponegoro, Mayjend TNI Hardiono Saroso diganti oleh Mayor Jenderal TNI Sunindyo. Mereka yang diganti adalah penanggungjawab utama keamanan di DIY dan Komandan Tentara di Jateng, yang anak buahnya melakukan tindakan melewati batas terhadap orang lain, yang bukan menjadi tugas tentara.
Apapun penyebab utama mereka diganti, mungkin pendapat khlayak ramai atau publik sudah tahu dan maklumi. Walau seperti itu, masih saja upaya atau ada suara pengelakan bahwa mereka diganti bukan karena Cebongan Case.
Bahkan, Brigjend Pol Sabar Raharjo pun, sepertinya tak mengakui hal tersebut; ia tak mau mengaminkan bahwa dirinya pindah karena insiden yang terjadi di Lapas Cebongan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebaliknya, Mayjend TNI Hardiono Saroso, mengakui ada kesalahan dirinya ketika ketikan cepat menyimpulkan tidak ada anggota TNI yang terlibat Cebongan Case; Jenderal ini mengakui kesalahan dan meminta maaf, diikuti, permohonan pengunduran diri.
Semuanya itu terencana!? rekayasa!? semuanya itu ada plan besar untuk menjatuhkan dan menaikan pamor orang, kelompok, korps!? semuanya diatur secara sistimatis!? Dan semuanya ita ada renacana untuk menaikan - masukan sebagai isue yang mudah diangkat sebagai ajang cari muka politiik/is!? Semuanya bisa ya, dan juga bisa tidak; semuanya itu bisa saja hanya sekedar omong kosong di warung kopi.
Pastinya, kasus ini telah melebar ke mana-mana, dan hangat dibincangkan; serta membawa dendam baru pada diri tak sedikit orang.
[Bripka Yohanis Juan Manbait alias Juan adalah anggota Polresta Jogja berdinas di Polsekta Jogja. Benyamin Sahetapy alias Decky adalah Residivis yang baru keluar dari penjara akibat melakukan pembunuhan terhadap warga Papua di Jogjakarta. Decky adalah Pengurus Ormas KOTIKAM (Komando Inti Keamanan) Jogya, bekerja sebagai (Koordinator) Keamanan beberapa tempat hiburan di Jogja. Adrianus Chandra Galaja alias Dedy dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, kedua orang ini adalah anak buah Bripka Juan. Mereka melakukan pengeroyokan terhadap Sertu Santoso hingga meninggal dunia di Hugos Café Maguwoharjo Depok Sleman DIY].
Nama-nama yang disebut di atas, telah tiada dengan cara yang hampir sama; dan akibat terujung dari kematian mereka adalah dua jenderal diganti.
Hmmmm .... ku jadi sini, dan berpikir bahwa jika hanya untuk gantikan Jenderal-jenderal itu, mengapa harus ada plan Cebongan Case!? [caption id="attachment_246739" align="aligncenter" width="542" caption="Foto Agung Wicaksono/Indonesia Hari Ini Dalam Kata-kata"]
[/caption]
LINK TERKAIT
Pembunuhan Tak Berencana, Balas Dendam Terencana, dan Kebohongan Terstruktur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H