Lihat ke Halaman Asli

Edaran SARA, Beredar di Gang-gang DKI

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1343174901232274546

[caption id="attachment_196112" align="aligncenter" width="560" caption="koleksi indonesia hari ini dalam kata-kata - pribadi"] [/caption]

Tidak sulit atau mudah untuk menemukan kertas-kertas berisi INFO SAMPAH seperti itu di wilayah-wilayah - gang-gang DKI, bahkan ada yang tercecer. Kemarin, saya menemukan satu lembar di dekat Kampus. Entah siapa yang menjadi penebar awalnya; yang pasti dirinya telah menebar info penting, agar tak memilih Jokowi - Ahok

Adanya edaran-edaran yang menyesatkan tersebut, maka ada juga edaran binaan yang datang dari EDARAN BAITUL MUSLIM INDONESIA, Untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang “PEMIMPIN”, harus dilihat dari konteksnya di zaman Nabi SAW, yakni konteks penjajahan Romawi atas sebahagian negeri Arab dan konteks kepemimpinan yang berlaku umum dalam bentuk kekaisaran atau kerajaan.  Untuk zaman itu, ayat-ayat tentang kepemimpinan mengandung anjuran menghindari memilih orang Yahudi dan Kristen yang waktu itu berpihak pada Romawi yang menzalimi bangsa Arab.   Dalam konteks “KEZALIMAN” itulah, ayat-ayat Al-Qur’an melarang memilih non Muslim menjadi pemimpin, seperti dalam Q.S.Ali Imran:28,  Q.S.Al-Nisa: 138-139, Q.S.Al-Nisa:144, Q.S.Al-Ma’idah: 51, dll, (silahkan klik untuk baca secara lengkap)

Penggunaan isyu SARA untuk mengalahkan rival dan memenangkan diri, agaknya telah digunakan dengan baik oleh orang-orang yang berkiblat ke Foke - Nara, (ini tidak bisa di bantah, bahwa edaran seperti ini merupakan lucu-lucuan yang datang dari Jokowi - Ahok).

Cara-cara yang tak bermartabat  seperti itu, menunjukankepanikan politik. Kepanikan politik merupakan kecemasan, ketakutan, kebingungan yang ada pada/dalam diri politikus (seorang maupun lembaga politik) akibat dari peristiwa-gejala politik yang bisa membuat dirinya (dan lembaga) kehilangan kuasa dan kekuasaan (politik); kepanikan politik yang sangat akut.

Sehingga tanpa malu dan tidak bisa menggunakan nilai-nilai moral bangsa, sehingga ada saja digunakan, yang penting lawan - kandidat dirugikan atau mengalami kerugian.

Tim Ses Foke-Nara, melakukan banyak cara - banyak hal - banyak tindakan, yang dengan terang benderang memperlihatkan bahwa ada kebingungan - kecemasan -  ketakutan jika Foke (dan Tim Ses nya) kehilangan kuasa dan kekuasaan di DKI.

Jadi, jika anda, para pemilih di Jakarta, yang kini mendapat sebaran kata - dialog - tulisan - sms - bbm - selebaran - atau apalah dalam hubungan dengan Pilkada DKI, maka perhatikan baik-baik, teliti, dan tanggapi dengan jernih.

Karena hanya orang (politikus - penguasa) yang takut kehilangan kuasa dan kekuasaannyalah yang mempunyai kebisasaan mempertahankan apa yang ada padanya (kuasa dan kekuasaan itu) dengan cara-cara yang tak elegan serta tidak bermartabat. Jika kuasa dan kekuasaan itu hilang atau tak ada (lagi) maka akan ada bola salju kejatuhan-kejatuhan pada kroni-kroni dan nepotir-nepotirnya.

Menurutku, dengan adanya edaran-edaran sampah seperti itu, malah akan membuat rakyat - pemilih Jakarta muak terhadap Foke - Nara dan Tim Ses mereka.  Rakyat DKI inginkan perubahan dan sesuatu yang baik dari gubernur sebelumnya.  DKI tak mau lagi terjerumus atau terjebak kedua kali ke/dalam ketidakpastian bersama Foke-Nara.

Untuk TimSes Foke - Nara, silahkan kalian tebarkan lebih banyak lagi, bila perlu dari udara, tetapi rakyat sudah mempunyai pilihan, yaitu memilih untuk tak memilih Foke-Nara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline