Kenikmatan Seks - seksual (biasanya didapat) melalui perkawinan / pernikahan, itu bisa terjadi pada manusia (laki-laki dan perempuan) yang menikah; namun bisa juga didapat dengan cara tidak biasa.” Artinya, orang bisa melakukan itu sebagai seks pra-nikah (yang melakkukan ml sebelum menikah, pada usia remaja sampai dewasa); dan seks di luar nikah (orang yang sudah menikah, namun ml dengan laki-laki atau pun perempuan yang yang bukan isteri/suaminya).
Sex pra-nikah, bisa terjadi pada mereka (pasangan) yang masih pacaran, mereka (pasangan) sudah bertunangan, atau pun laki-laki dan perempuan usia dewasa yang belum menikah (namun butuh penyaluran energi seksnya). SPN (bukan sekolah polisi negara, tapi SEKS PRA-NIKAH), bisa dilakukan dengan pacar, tunangan, ttm, atau pun dengan laki-laki dan perempuan yang berprofesi sebagai pekerja sex komersial.
Sex di luar nikah, orang yang sudah menikah, namun ml dengan laki-laki atau pun perempuan yang yang bukan isteri/suaminya. Sex di luar nikah, juga tidak membutuhkan perkawinan; pada kegiatan ini, lembaga perkawinan tidak dibutuhkan - tidak berfungsi. SDLN (bukan Sekolah Dasar Luar Negeri, tetapi seks di luar nikah), bisa dilakukan oleh banyak orang yang berstatus suami dan isteri; bisa dengan teman kantor, kekasih, selingkuhan, gigolo, perempuan psk, atasan, bawahan, atau bahkan dilakukan dalam arena pesta seks yang berganti-ganti pasangan, dan seterusnya.
Bagaimana dengan Sex After Lunch atau SAL, atau dengan bahasa kesaharian bobo-bobo siang!?
Pagi menjelang siang (hari ini), ku berada di salah satu hotel berbintang di Jalan Gatot Subroto - Jakarta, karena harus menantijam meeting,secara tak terduga bertemu dengan teman-teman lama yang pernah seoffice. Sempat reuni dadakan, sekitar sejam, sambil makan siang. Sekitar 13.00 an, semuanya bubar, tapi tak sedikit yang langsung kembali ke office, melainkan chek inn. Ternyata, bukan saja mereka, ada juga pasangan lainnya yang tak ku kenal. Agaknya mereka juga melakukan kegiatan yang sama, chek inn di siang hari setelah makan siang. Semua yang melihat konvoi chek inn tersebut maklum dan tanpa komentar, masing-masin seakan tak peduli, karena urusan private, jadi tak perlu bertanya, apalagi mengganggu.
Itulah sepotong kisah, yang ku saksikan - ku alami, pagi sampai siang tadi (hari ini); sex after lunch yang telah muncul sejak pertengahan tahun ‘90an di Jakarta, ternyata semakin marak, sampai sekarang, tahun 2012. Sudah tanpa malu-malu, dan menjadi biasa pada para pelaku dan penikmatnya
Sex After Lunch (SAL), telah menjadi gaya hidup, atau penyimpangan gaya hidup (?), atau entah apa namanya. Yang pasti, tak sedikit orang Jakarta melakukannya, dan dengan bukan pasangan resmi (suami isteri) atau resmi sebagai pasangan selingkuh!?
SAL merupakan salah satu contoh perilaku seks di luar nikah; dan semua orang bisa lakukan itu, sesuai dengan ukuran tebal-tipisnya uang di dompet. Jakarta, atau kota-kota besar lainnya, menyediakan banyak tempat untuk SAL, denga harga terjangkau atau sesuai kemampuan ekonomi. SAL tak mengenal usia - agama - kelas sosial, atau berbagai latar belakang lainnya. Bisa saja, di antara mereka yang melakukan SAL tersebut adalah suami - isteri - anak - saudara anda; anda tak mungkin tahu, jika tak ada pengakuan dari mereka.