Lihat ke Halaman Asli

Ada Tanah yang Berkembang Biak

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327048483837057499

Sekian, tahun yang lalu, ketika Belanda masih berkuasa di Nusantara, khusunya di daratan Timor,  untuk menunjang pemerintahannya dan gerakan militer, mereka membangun Lapangan Terbang di Penfui, suatu wilayah di Timur Kota Kupang. Dengan kekuasaan yang ada, Belanda 'menggunakan-memakai' tanah milik 7 Sub-Suku di sekitar Penfui.

Lapangan terbang yang dibangun itu, diberi nama sesuai wilayah, yaitu PENFUI. Ketika, Belanda meninggalkan Timor, Penfui dikuasai oleh Jepang, dan digunakan sebagai bagian dari AU Jepang, untuk menyerang Autralia, dan menjaga selatan serta timur Nusantara.

Setelah adanya Indonesia di Nusantara, terbentuknya propinsi Sunda Kecil, kemudiam Nusa Tenggara Timur,  Penfui masih tetap digunakan sebagai Lapangan terbang, yang melayani penerbangan sipil dan militer; sayangnya kepemilikan lahan lapangan terbang, jatuh ke tangan militer (dhi. AURI); luas areal yang dikuasai tersebut 30 ha; dan Penfui pun diberi nama El Tari atau Bandara El Tari.

Entah sejak kapan, ada patok-patok batas tanah (tanah milik rakyat sekitar Penfui) yang menunjukan bahwa tanah dalam patok tersebut, bukan milik mereka. Suku dan sub-suku tersebut, terkejut karena mereka TELAH KEHILANGAN hak mereka pada tanah milik sendiri.

Dan, lucunya, tanah Bandara El Tari (milik TNI AU) telah berkembang biak menjadi 540 ha. Luar biasa, dari 30 ha, berkembang biak menjadi 540 ha dilengkapi dengan sertifikat. Sontak menggelegar, rakyat 7 Suku dan sub-suku, menjadi galau dan galau bercampur heran, mengapa bisa terjadi ...!?

Agaknya, di negeri ini ada superman penyulap luas tanah - menguasai tanah rakyat; dan bisa jadi, lama kelamaan, mereka, suku-2 di Timor menjadi orang asing di TANAH TIMOR.

Kemarin, 17 JAN 2012, sudah ada 'tanda lampu kuning' suku-2 pemilik tanah dgn cara 'tamasya di runway Bandara El Tari' ... nah, jika tak terselesaikan, maka ribuan orang kan buat 'piknik bersama ditempat yang sama' agar seluruh dunia tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline