Lihat ke Halaman Asli

Natalan Sebagai Yatim Piatu

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Entah sejak kapan, pada masa lalu, di saat kecil, menyadari ada perayaan Natal di rumah, di sekitar tempat tinggal,  di kota kelahiran ku. Ketika itu, hampir semuanya baru,  dan  penuh dengan semarak; ada wajah sukacita, ada kesenangan, serta semangat. Itu, di masa itu.


Sekian lama, seturut irama langkah waktu, nuansa yang serupa tapi [hampir] tak sama  serta tak persis, terbentuk pada ruang-ruang kecil di mana ku berada. Ada irama dan aura pahit, sedih, susah, sulit, prihatin; namun tak sedikit suka dan gembira. Ada paduan  serta sekutu kontras yang saling melengkapi sehingga memperkaya suasana. Semua berjalan apa adanya.


Nuansa "sekian lama ... sampai ... dan apa adanya"  itu,  akan menjadi serta mencapai sesuatu yang INDAH dan penuh KEINDAHAN, jika membaca xmas cardnya [ketika belum ada hp], serta ketika mendengar ia bicara di ujung sana

Ia, yang sejak 1979 menjadi sendiri karena kehendak KUASA, sanggup meredahkan badai dan gelombang abstrak pada/dalam [setiap] hati yang berjuang, dan hati yang menjadi tak terbentuk karena kekerasan dan kerasnya hidup serta kehidupan.

Itulah dirinya, yang tak terlupakan dari/dalam/oleh semua hati; dan ia tetap ada serta terus menerus ada sebagai yang pernah menghadirkan banyak pribadi-pribadi kokoh.

Kini, pribadi-pribadi kokoh itu,  telah menjadi sendiri, nanti tak ada doa-doa bersama dan pelukan di rumah tua [rumah tua itu telah tiada]; tak ada doa-airmata dan airmata doa; tak ada antrean panjang menanti ciuman. Tak ada kebiasaan yang berjalan sejak lama dan terus menerus berlangsung, kebiasaan yang paling dinanti. Dan banyak yang tak ada serta tak ada karena ia membawa semua yang pernah ada itu ke alam yang tak terjangkau.


Nanti malam, dan akan menjadi malam-malam 24 Desember selanjutnya, akan menemukan-memasuki Malam Natal, sebagai yatim piatu; dan besok serta besok-besok selanjutnya, juga sama, Natal sebagai yatim piatu. Tetapi, masih teringat dalam ingatan, bahwa dalam hikmatnya berkata bahwa, 'TUHAN tak pernah membiarkan dirimu yatim piatu'


KENANGAN

RUMAH

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline