Lihat ke Halaman Asli

Teras-Diran Bak Samudera

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pro-Kontra rencana pembangunanREL KA di Kalimantan Tengah

Oleh : Januminro

Sebagai satu-satunya peserta dari Propinsi Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) untuk mengikuti Diklat Kepemimpinan Angkatan XXXII SPIMNAS-LAN di Denpasar Bali, dari tanggal 9 Agustus – 26 Oktober 2011, panulis perlu menyampaikan informasi terkait denganbeberapa aspek yang menjadi pokok bahasan dan pembicaraan dari para penceramah dalam kegiatan tersebut.

Seperti diketahui selama kegiatan dilaksanakan ada beberapa tokoh intelektual yang telah hadir memberikan pencerahan terkait dengan paradigma kepemimpinan, kebijakan publik dan kajian manajemen stratejik. Yang menarik dari berbagai ceramah yang disampaikan oleh parapara inteltual hanya ada segelintir Kepala Daerah/Gubernur/Walikota yang disebut sebagai tokoh yang dapat dijadikan panutan karena ketegasan, watak kepemimpinan dan inovasi yang telah dibuat.

Untuk Gubenur hanya 2 yang disebut yaitu Gubernur Bali dan Gubernur Kalimantan Tengah, sedangkan kepala daerah setingkat Bupati/Walikota hanya Walikota Solo yang yang mendapat porsi untuk dijadikan sebagai contoh Kepala Daerah yang berhasil dalam aspek inovasi-inovasi untuk membangun daerahnya.

Keberhasilan Gubernur Propinsi Bali, tidak terlepas dari keberhasilan dalammemadukan konsepsi tata kelola pemerintahan yang baik, optimalisasi potensi daerah, membangun budaya birokrasi yang profesional dan akuntabel dengan tetap mengedepankan kearifan budaya lokal. Sedangkan Gubernur Kalimantan Tengah, selain keberhasilan dalam membuka isolasi daerah, juga pernyataan beliau yang berani terkait siap mundur dari jabatan Gubernur Kalimantan Tengah apabila Pemerintah Pusat tetap melaksanakan pembangunan jalut KeretaApi dari daerah Kab. Murung Raya ke wilayah Kalimantan Timur.

Masih segar dalam ingatan ketika dalam jumpa pers (3/8) yang kemudian di muat di berbagai media cetak dan elektronik baik lokal dan nasional, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang dan Wakil GubernurAchmad Diran secara tegas menyatakan akan mundur dari jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, jika pemerintah pusat tetap melaksanakan pembangunan rel kereta api lintas provinsi dari Kalimantan Timur ke Kalimantan Tengah.

Sebagaimana diketahui Investor dari Rusia berminat berinvestasi di wilayah Kalimantan dengan membangun rel kereta pengangkut batu bara sepanjang 135 kilometer pada jalur Kalteng-Kaltim. Nilai investasi ditaksir mencapai US$ 2,5 miliar. Nota Kesepahaman (memorandum of understanding/ MoU) rencananya akan ditandatangani saat kunjungan Presiden Rusia ke Bali pada East Asia Summit, November mendatang.

Kembali pada pernyataan tegas dan berani untuk mundurnya Teras-Diran dari jabatan Gubernur dan Wagub tersebut terkait dengan rencana pembangunan Rel KA yang digagas oleh Pemerintah Pusat tersebut, mendapat pujian dan diucapkan berkali-kaliolehProf. Dr. Sri-Edi Swasono seorang tokoh/intelektual/ Penasehat Ketua Bappenas/Guru Besar Universitas Indonesia ketika memberikan ceramah kepada peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tk. II, Angkatan XXXII, di Denpasar Bali pada tanggal 22 Agustus 2011, yang diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia.

Menurut Sri-Edi Swasono dari perfektif Tradisional-kultural Indonesia, keberanian Teras-Diran melontarkan sikap tegas, memperlihatkan wujud salah satu dari ciri-ciri dan watak kepemimpinan Hasta Brata ( Matahari, Bulan, Bintang, Angin, Air, Samudera, Bumi, Api).Hasta Brataberarti bentuk tanda-tanda kebesaran-Nya dari Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia. Dari 8 watak Kepemimpinan Hasta Brata tersebut pernyataan Teras-Diran tersebut memperlihatkan wujud ciri dan watak Kepemimpinan Samudera.

Ciri-Ciri dan watak Kepemimpinan Samudera (creative, wise and decisive leader) adalah wujud ketangguhan seorang pemimpin. Pemimpin yang berwatak Samudera adalah wujud darisamudera yang luas, tidak surut bila ditimba dan tidak meluap bila diguyur.Artinya seorang pemimpin tidak akan habis kemampuannya memberikan petunjuk dan akan secara terus menerus kreatif. Tidak pula seorang pemimpin meluap marah menghadapi pertanyaan dan persoalan dari rakyatnya. Tidak ada keluhan bahwa dia akan menjadi jenuh pikiran.

Namun ada sifat lainnya dari seorang pemimpin berwatak Samudera, yang oleh Sri-Edi Swasono di contohkan pada sosok Teras-Diran adalah sosok pemimpin bak samudera yang bisa pula bergelora menjaga martabat. Namun dalam adagium lainnya yang lebih tegas seorang yang berwatak Samudera bisa lebih tegas lagi tidak sekedar mempertaruhkan jabatan, tapi sampai nyawa pun siap jadi taruhan sebagaimana istilah kultural lainnya yaitu : sedumuk bathuk senyari bumi, pecahing dhadha watahing ludiro, sun labuhi taker pati ( bila dahi dicoreng, menginjak sejengkal tanahku dinodai, pecahnya dada, tumpahnya darah, `ku bela, nyawa taruhannya).

Saat ini tidak banyak pemimpin di tingkat pemerintah daerahyang siap dan berani mempertaruhkan jabatan untuk mempertahankan martabat dan harga diri.Martabat dan harga diri tentu saja terkait dengan limpahan kepercayaan dari rakyat yang telah memilih sang pemimpin untuk menjadi orang nomor satu di daerahnya.

Meskipun harus disadari bahwa Gubernur selain sebagai Kepala Daerah sekaligus pula sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, yang harus pula memperhatikan kepentingan pemerintah pusat. Namun dalam kondisi dan situasi tertentu diperlukan sosok pemimpin yang memiliki integritas tinggi, kuat dan visioner untuk dapat menggerakan proses pemerintahan yang dinamis didaerah. Sebagai sosok yang memiliki ciri dan watak kepemimpinan Samudera, sangat wajar kalau Teras-Diran bersikap tegas menolak sebuah kebijakan yang bersifat top-down yang direncanakan tanpa melalui proses evaluasi terhadap situasi dan kebutuhan pembangunan daerah sesungguhnya.

Pelaksanaan East Asia Summit, bulan November hanya meghitung hari, jadi tidaknyaNota Kesepahaman tersebut ditandatangani dan pernyataan untuk mundur dari jabatan, akan sangat tergantung dari sikap Pemerintah Pusat dan ketegasan Gubernur Kalimantan Tengah. Selanjutnya mari sama-sama kita tunggu.

Januminro, peserta Diklat Kepemimpinan Tk. II - SPIMNAS LAN Angkatan XXXII,9 Agustus – 26 Oktober 2011, diDenpasar Bali. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Palangka Raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline