Lihat ke Halaman Asli

Andai Aku Jadi Bupati (Bagian Pertama)

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13555890342099184158

Suara alarm jam waktunya tidur berbunyi,,,kring..kring..kring. angka jam menunjukan tepat pukul 11 malam, namun masih saja mata ini belum bisa terpejam. Hmm..teringat apa yang dikatakan bapak Mario Teguh di TV tadi, beliau mengatakan:

“Kalau anda mau punya sesuatu tanya gunannya apa, Kalau tidak membuat orang lebih baik jangan inginkan, Kalau ingin jadi seseorang yang tidak berguna bagi orang banyak, jangan inginkan “

Kata-kata Pak Mario selalu mengusik jadwal tidurku, sampai-sampai aku cukup lama terdiam memikirkan kata-kata itu. Lalu aku sambung kata-kata pak Mario, bahwa bermimpi itu kan gratis, bermimpi pun tidak harus nunggu tidur dulu. Walau mimpi di luar tidur banyak orang menyebutnya berkhayal, namun menurutku mimpi dan menghayal sama saja, tidak ada bedanya, sama-sama menginginkan sesuatu, sama-sama mengharapkan sesuatu, walau kadang mimpi lebih bisa diterima oleh akal dari pada menghayal.

Tadi sore sempat menonton berita di televisi,jujur saat aku melihat beberapa berita, dari banyak berita sama isinya yaitu memberitakan kondisi kemiskinan yang tidak terjamah oleh pemerintah daerah setempat.

[caption id="attachment_214689" align="alignnone" width="360" caption="Ilustrasi gambar:Gizi buruk masih banyak di Indonesia"][/caption]

“Pemirsa, Keluarga Asep(nama disamarkan) sudah puluhan tahun menderita kesulitan ekonomi. Bahkan mereka sehari-hari hanya bisa memakan ubi rebus dengan garam. Sangat jarang sekali mereka memakan makanan yang menurut mewah seperti gading ataupun sekedar telur ayam. Bisa dibilang kondisi gizi yang mereka dapatkan sangat kurang sekali. Bahkan Anto(nama samaran) anak pertama dari Asep mengalami gizi buruk, sakit, dan tulangnya hanya berbalut kulit yang seakan-akan tidak ada dagingnya. Kondisi Anto membuat dirinya tidak berdaya untuk membantu orangtuanya, Sudah puluhan tahun tidak ada satupun petugas pemerintah yang memberikan bantuan kepada keluarga Asep”(Berita pertama)

[caption id="attachment_214690" align="alignnone" width="460" caption="Ilustrasi gambar: Jembatan rusak"]

1355589113568565241

[/caption]

“Malang tak bisa dihindari, seorang siswa SD tewas terjatuh dari jembatan yang ada di desanya. Saat itu anak ini akan pergi ke sekolah dan melewati jembatan yang berukuran sempit dengan kondisi yang memprihatinkan. Pada saat itu karena baru saja hujan, arus sungai tampak begitu deras. Jembatan itu satu-satunya yang ada di desa untuk pergi ke sekolah. Karena sudah hampir 10 tahun jembatan itu tidak ada perbaikan dan berlobang di sana-sini. Ani(nama samaran) ditemukan tidak bernyawa lagi 1 km dari jembatan”(Berita kedua)

Jujur berita-berita di atas membuat aku benar-benar geram alias marah, kok segitunya sih, memangnya apa kerjaan pemerintah, seperti ini saja tidak diperhatikan. Dan aku yakin tidak hanya aku yang marah, yang menonton berita ini pasti juga merasakan apa yang aku rasakan.Belum lagi rasa kesal dan marah meredup, muncul lagi berita lainnya:

“Pemirsa, tepat pukul 2 dini hari tadi bus tujuan boyolali tergelincir masuk ke dalam jurang. Dua dari 10 penumpang bus tewas di tempat dan 8 orang lainnya mengalami luka parah. Sopir bus mengatakan, bahwa ia berusaha menghindari jalan yang berlobang, karena kondisi jalan yang gelap iapun tidak bisa mengendalikan busnya dan akhirnya bus oleng ke kanan dan terjun ke jurang sedalam 20 meter. Di jalan ini sering sekali terjadi kecelakaan, penyebab utamanya adalah pengguna jalan kesulitan menghindari lobang yang ada di jalan. Jalan ini adalah jalan Raya dan jalan antar kota, namun sudah puluhan tahun jalan tidak ada perbaikan hingga banyak menelan banyak korban”(Berita ketiga)

[caption id="attachment_214692" align="alignnone" width="483" caption="Ilustrasi gambar dari berbagai sumber: Banyak jalan rusak tidak diperbaiki"]

1355589601360661681

[/caption]

Berita ketiga mengingatkan pengalamanku dengan adekku yang hampir saja terjatuh saat berusaha melewati lubang yang cukup besar di Jalan. Saat itu malam dan tidak ada lampu penerangan dan ternyata di jalan ada lobang sepanjang 2 meter dan sedalam setengah meter. Walau sudah memakai penerangan motor, tetap saja akan berbahaya. Untung saja saat itu motor yang saya kendarai tidak terlalu cepat. Saya heran, padahal jalan ini berada di tengah-tengah kota, kok bisa dibiarkan lobang-lobang menganga, sudah 2 tahun jalan dibiarkan seperti itu. Dan saat itu juga ada bapak-bapak yang terjatuh gara-gara menghindari lobang, Alhamdulillah tidak terlalu parah karena sudah kami ingatkan agar hati-hati. Wah…saat itu ingin sekali pergi ke Bupatinya dan marah-marah di depan beliau, terserah deh, mau dipenjara atau apa, yang jelas aku benar-benar marah melihat daerahku seperti ini.

Berita-berita hari ini membuat aku sangat tidak nyaman, dan aku mulai berpikir seandainya masyarakat miskin diperhatikan, diberikan bantuan kesehatan dan pendidikan, diberikan modal usaha agar bisa mandiri.

Seandainya Anak-anak sekolahan diberikan fasilitas yang memadai, kendaraan bus sekolah, jembatan kuat dan bagus untuk menuju sekolah, dibuatkan perpustakaan desa, diberikan pendidikan gratis, dibuatkan sekolah yang nyaman, di sekolah disiapkan makan siang gratis.

Seandainya semua Jalan-jalan di kota maupun menuju ke desa mulus, kuat dan tidak berlubang, seandainya jalan aspal sampai hingga kepelosok-pelosok desa terpencil sekalipun, wah betapa senangnya masyarakat di sana karena mudah menjual barang daganganya ke kota. Apalgi diberikan fasilitas beberapa mobil di setiap desa untuk mengangkut barang dagangan mereka. Ya Allah, senangnya melihat masyarakat tersenyum bahagia tanpa beban.

Seandainya masyarakat desa benar-benar diperhatikan dan desanya dijadikan menjadiapik dan menarik. Seandainya pemerintah daerah setempat punya semangat besar untuk menjadikan semua desa di daerahnya menjadi kota-kota kecil yang harmonis dan sejahtera, tidak hanya kota kabupaten saja yang diurusi.

Seandainya…( ANDAI AKU JADI BUPATI[Bagian Kedua])




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline