Lihat ke Halaman Asli

Momen Indah 2021: dari Kelahiran Buah Hati hingga Menerbitkan Buku

Diperbarui: 31 Desember 2021   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

styiens.com

Pandemi bisa saja membatasi ruang gerak kita untuk berpindah tempat, namun pandemi tidak menghalangi kita untuk berkreasi. Tahun 2021, pandemi belum juga pergi. Semua orang serba di rumah, dari aktivitas kerja hingga sekolah masih di rumah. Baru sekitar pertengahan tahun, pemerintah mulai memberikan akses untuk kembali beraktivitas di luar. 

Bagi saya pribadi, tahun 2021 menyimpan banyak memori indah. Dari perjuangan membuat rumah, menginisiasi Sayur Sleman, pindah ke rumah baru, dan dua momen terindah yang ditunggu: kelahiran buah hati serta menerbitkan buku.

Di usia pernikahan saya dan istri yang pada tahun 2021 ini telah memasuki 4 tahun, kami telah menunggu kehadiran buah hati ke-2. InsyaAllah, Hari Perkiraan Lahirnya adalah 19 Oktober 2021. Sebagai suami, tentu harus siap siaga, kapanpun dan di manapun. Pasalnya, yang namanya lahiran, kalau suai kehamilan sudah di atas 35 minggu itu bisa terjadi sewaktu-waktu. 

Siang, malam, kapan pun saya temani istri. Per 1 bulan sekali pasti rutin cek kehamilan di puskesmas. Sampai awal Oktober 2021, baik ibu ataupun buah hati dalam kondisi sehat. Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan. Tentu saya cukup lega, sampai USG sama bu dokter pun, semua masih terlihat normal.

Perasaan mulai tidak tenang tatkala di usia kehamilan 39 minggu, istri belum merasakan tanda-tanda mau persalinan. Padahal, dulu waktu hamil anak pertama sering merasakan kontraksi. Kata bu bidan, biasanya kalau hamil ke-2 itu kontraksinya tidak sekuat kehamilan pertama, bahkan bisa telat. Kekhawatiran kami bertambah karena tinggal 2 hari dari HPL, belum juga ada tanda-tanda kontraksi. 

Pagi itu, saya langsung antar istri ke puskesmas. Di sana, bidan menyarankan untuk ke rumah sakit terdekat, lebih baik ada USG agar tahu detailnya. Sesampainya di rumah sakit, istri saya diperiksa. Tiba-tiba saya dipanggil masuk ke ruangan dokter. "Pak, Bu, janinnya sungsang, kepala berada di atas, ini harus segera dioperasi karena cairan ketuban tinggal sedikit," kata bu dokter. 

Syok campur kaget menyelimuti kami. Namun saya berusaha agar istri tetap tenang, meski saya belum bisa menenangkan diri sendiri. Beberapa saat kemudian saya dan istri mau memeriksakan lagi di rumah sakit lainnya. Malam hari ketika diperksa, dokter juga mengatakan ini harus segera dioperasi demi keselatan bayi dan ibunya.

Tepat di minggu ke-40, istri saya operasi caesar. Sungguh momen yang cukup berbeda dengan proses persalinan anak pertama. Keduanya sama-sama memerlukan perjuangan dari seorang ibu. Alhamdulillah, putri kami lahir menjelang salat Maghrib.Bersyukurnya kami karena telah memiliki dua buah hati yang saling melengkapi. 

Banyak anak, banyak rezeki. Itulah prinsip hidup yang tepat, kami percaya hal tersebut. Ketika putri kami lahir, ada saja orang baik yang mau membantu kami baik secara fisik maupun spiritual. Bahkan muncul beberapa kesempatan penulisan buku. 

Saya pun teringat salah satu mimpi saya yaitu menerbitkan buku. Di sela-sela mengasuh anak di rumah, istri saya ajak untuk menulis buku. Pada prinsipnya, kami saling mendukung dan berkarya bersama. Alhamdulillah 2 bulan sejak Oktober 2021, akhirnya saya dan istri menyelesaikan antologi 2 buku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline