Lihat ke Halaman Asli

Emas yang Tertunda: Terimakasih Mas Ahsan dan Mas Rian

Diperbarui: 28 Agustus 2017   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: www.dailymail.co.id

Ingatan saya malam ini waktu Inggris kembali pada masa-masa awal bulan Maret 2017 saat kami menyaksikan dan mendukung langsung para atlet bulutangkis Indonesia yang berlaga di Yonex All England 2017. Bertempat di Barclaycard Arena saat itu, riuhan semangat supporter Indonesia benar-benar menggoncangkan lapangan. Totalitas ratusan supporter Indonesia saat itupun membuahkan hasil emas, dengan kemenangan pasangan ganda putra: Markus dan Kevin. Sungguh, pengalaman yang akan selalu saya ingat!

Pada minggu ke-4 bulan Agustus 2017 ini juga telah diadakan Badminton World Championship di Glasgow, Scotland. Saya sebenarnya ada keinginan beli tiket dan kesana karena ingin kembali langsung mendukung secara langsung para pemain Indonesia. Namun, ada kewajiban akademik yang harus saya tunaikan dulu sehingga saya memutuskan untuk live streaming melalui www.vidio.com. Salut buat para atlet Indonesia yang sudah berjuang keras hingga ada yang masuk final, siapa dia? Adalah pasangan ganda putra Mas M.Ahsan-Mas Rian Agung S. serta ganda campuran Tontowi Ahmad-Liliyana Natsir, luar biasa!

Bagi penggemar badminton seperti saya, laga final Total World Championship ini menjadi agang bergengsi untuk mengharumkan nama bangsa di ajang badminton tingkat dunia. Dari jam 1pm waktu Inggris ini saya menyimak pertandingan demi pertandingan, hingga yang paling ditunggu-tunggu adalah saat wakil Indonesia mulai bertanding. bagi yang tadi menonton, kita tahu perjuangan Mas Ahsan dan Mas Rian yang sudah mempersembahkan yang terbaik, apalagi beliau berdua adalah non unggulan, peringkatnya 30 tingkat dunia, dan bahkan baru ada 1 tahun main bareng. Tidak mengapa, pada akhirnya dapat perak. Ini hanyalah emas yang tertunda, semoga laga berikutnya dapat di posisi pertama. Meski banyak yang mengira ini di luar ekspektasi, kita patut bersyukur dan berterimakasih kepada keduanya. Tidak mudah untuk sampai ke level itu.

Ada hal menarik yang perlu saya sampaikan juga. Beberapa kali ketika saya melihat tayangan ulang permainan beliau bedua, beberapa hal yang saya kagumi adalah ketaatan beliau untuk menjaga adab-adab seorang muslim. Contohnya, adalah ketika keduanya mengenakan stocking hitam panjang guna menutupi dengkul/lutut dan kaki. Kedua, saat beliau berdua menolak bersalaman secara halus dengan wasit karena bukan mahram. 

Contoh ketiga adalah saat akhir kemenangan selalu sujud syukur, dan keempat adalah ketika minum teryata mengutamakan duduk, tidak berdiri. Hal-hal ini mungkin baru kali ini saya temui dan saya begitu kagum dengan apa yang Mas Ahsan-Mas Rian lakukan. Karena memang itulah tanda-tanda wujud hijrah bagi seorang muslim yang nampak secara fisik. 

Dari beliau berdua, saya belajar arti kegigihan dalam berjuang membela bangsa, menjadi pribadi rendah hati dan bersyukur, senantiasa menerapkan adab-adab Islam dimanapun dan kapanpun berada tanpa memandang aneh hal itu. Semoga semakin banyak atlet-atlet kita yang terinspirasi untuk memberikan prestasi gemilang bagi Indonesia. Selamat untuk Mas Ahsan-Mas Rian untuk medali peraknya serta Owi-Butet untuk emasnya! Salut juga untuk para supporter di Glasgow...di belahan manapun khususnya di Indonesia yang sampai begadang larut malam :D Terimakasih atas perjuangannya! Semoga laga berikutnya Indonesia terus berjaya!

Birmingham, 28 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline