Lihat ke Halaman Asli

Jantje Laimeheriwa

Jantje Laimeheriwa

Noken Tas Tradisional dan Kekayaan Budaya Orang Papua

Diperbarui: 28 Maret 2021   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: cnnindonesia.com

Sudah sejak dulu masyarakat Papua, khususnya wilayah Pegunungan Tengah membuat Noken. Yang menarik di sini secara filosofi Noken tersebut memiliki nilai kehidupan yang baik, perdamaian dan kesuburan. 

Noken adalah Tas Tradisional orang Papua khususnya Daerah Pegunungan Tengah Papua sebagaimana diketahui bahwa wilayah Papua terbagi atas Zona Pantai dan Zona Pegunungan.

Bahan baku pembuatan Noken adalah dari  serat kulit kayu, misalnya dari serat kulit kayu pohon manduan, pohon nawa atau anggrek hutan dan masih banyak lagi jenis pohon lain yang umumnya dipakai.

Biasanya yang membuat noken adalah perempuan dan sejak kecil mulai dilatih untuk membuat noken. Perempuan Papua yang sudah terampil membuat noken baru dianggap sudah dewasa, dan jika sudah dianggap dewasa maka baru boleh menikah.

Noken papua fungsinya sama dengan umumnya fungsi tas yang digunakan untuk mengangkut atau membawa barang atau benda. Ukuran noken papua tediri dari 3 macam, noken ukuran kecil, ukuran sedang dan ukuran besar dengan fungsi beda beda. 

Noken ukuran besar digunakan untuk membawa kayu bakar, membawa hasil panen pertanian, barang besar lainnya dan juga digunakan untuk menggendong anak. Noken ukuran sedang digunakan untuk membawa barang barang ukuran sedang sedangkan noken ukuran kecil digunakan untuk membawa barang barang pribadi misalnya hp, dompet dan barang ukuran kecil lainnya.

Noken Papua juga digunakan untuk menjadikan  hadiah, kenang kenangan dan souvenir bagi tamu yang berkunjung ke Papua.

Noken Papua bukan saja merupakan salah satu kekayaan Budaya Orang Papua tetapi sekaligus merupakan kekayaan Bangsa Indonesia yang perlu di lestarikan dan dikembangkan(jl)

Jayapura, 28 Maret 2021

Jantje Laimeheriwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline