Lihat ke Halaman Asli

Jantje Laimeheriwa

Jantje Laimeheriwa

Posisi Pangan Lokal Bergerser di Maluku Barat Daya

Diperbarui: 22 Oktober 2021   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pangan lokal di Kabupaten Maluku Barat Daya terdiri dari Jagung, umbi umbian, kacang kacangan  dan pisang.  Keragaman pangan lokal didaerah ini sudah menjadi makanan pokok masyarakat Maluku Barat Daya sejak dahulu  kala atau sejak para leluhur menempati wilayah ini. 

Terutama yang menjadi makanan pokok yg terkenal di hampir semua pulau di MBD adalah jagung. Setiap musim tanam pasti masyarakat tanam dan musim yang berlangsung di daerah ini ada 2 musim yaitu musim barat dan musim timur dan berlansung setiap tahun.

Pulau kisar misalnya dengan pola pertaniannya menetap dibandingkan dengsan pulau pulau lainnya di MBD dengan pola nomaden atau berpindah pindah setiap musim tanam.

Pada perkembangan saat ini pangan lokal yang merupakan makanan pokok mereka terutama jagung sudah mulai ditinggalkan dalam arti tidak menjadi makanan pokok lagi , mulai bergeser ke beras sebagai makanan sehari hari masyarakat.

Bergesernya jagung ini diakibatkan karena Pola Konsumsi Masyarakat bergeser dari jagung ke beras.

Suatu hal yang miris adalah walaupun pola konsumsi jagung bergeser ke beras tetapi setiap musim tanam masyarakat tetap menanam jagung, apalagi di pulau kisar ada semacam sangsi sosial jika setiap orang atau kepala keluarga yang tidak mengerjakan kebunnya di beri label Orang Pemalas.

Menurut pengamatan dilapangan ternyata simpanan jagung di dapur tetap tersedia tetapi yang di sajikan setiap kali makan keluarga pasti nasi beras.

Pola konsumsi berubah dari makanan pokok jagung sejak dulu kala ke nasi beras ini di akibatkan juga anak yang hidup disaat sekarang ini tidak mau makan nasi jagung lagi, mereka lebih senang dan cendrung makan nasi beras. Yang fatal adalah para orang tua selalu menuruti kemauan anak anak.

Jika di pandang kansungan nutrisi jagung dengan beras tidak jauh berbeda bahkan memiliki kelebihan kelebihan gizi jika di bandingkan dengan beras. 

Kondisi menjadi tantangan bagi para orang tua dan lebih lagi pemerintah daerah dalam memberikan penyuluhan dan pembimbingan tentang pemanfaatan pangan lokal yang kaya akan nutrisi yang dari dulu menjadi makanan pokok orang MBD.

Beberapa pulau di MBD menurut hasil penelitian tahun 2013 menunjukan ratio pola konsumsi jagung dan beras adalah sebagai berikut :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline