Lihat ke Halaman Asli

Dilema sang Putri

Diperbarui: 7 Maret 2018   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

galau

Lelaki bisa menjalin komunikasi serius dengan 2 perempuan dalam waktu bersamaan sekaligus walau 2 perempuan tadi bersahabat. Tapi tidak untuk perempuan, perasaannya yang halus dan lembut telah ditakdirkan untuk setia, meskipun gelombang mendera.

Matanya yang bulat dan indah  menyiratkan kesedihan yang mendalam. Dia mendekat ke jendela sambil jari-jari lentiknya memainkan tisu yang telah kumal. Pandangannya menatap keluar melalui jendela kaca di RS Hasan Sadikin, melihat gerimis air hujan yang terus menerus sejak semalam sehingga daun-daun menjadi basah dan tanah tergenang air. Hujan bulan November memang selalu begitu membuat cuaca Bandung yang telah dingin menjadi bertambah dingin.

Beberapa minggu yang lalu pertemuannya dengan Yusdiono membuat hatinya gelisah. Ketika teman-teman  seangkatannya yang dulu kuliah di Unair dan ITS mudik untuk reuni  dan bersama-sama pergi ke  sebuah rumah musik yang letaknya dekat persawahan, agak jauh dari perumahan, bagus dan nyaman.

Putri memang tinggal dikota kecil didaerah Jawa Timur kurang lebih 350km arah selatan Surabaya. Bersama teman-temannya bersembilan bergembira bernyanyi dalam alunan organ dari pak Bambang.  Tiba giliran  Yusdi membawakan lagu dari Nate King Cole yang berjudul "I Love You for Sentimental Reason". Walaupun anak muda tapi dia suka sekali dengan lagu-lagu lama yang romantis, demikian pula Putri juga senang sekali dengan lagu tersebut.

I think of you every morning. Dreams of you every night.

Darling I never lonely. When ever you insight. I love you...........

Refren dari lagu tersebut dinyanyikan dengan penuh perasaan,  sambil memandang Putri penuh arti. Putri hanya diam sambil senyum-senyum, dia tidak tahu apa maksud Yusdi. Teman-teman lain tidak memperhatikan, mereka asyik dengan persiapan lagu berikutnya.

Seperti biasa, pulangnya  diantar Yusdi. Tapi kali ini agak lain, Yusdi tidak segera pulang setelah Bapaknya Putri membukakan pintu. Dia lagi-lagi menatap Putri penuh arti, lalu dia berkata :

"Ingat gak Put, lagu yang kunyanyikan tadi kamu yang menulis liriknya untukku. Waktu itu kita pas perpisahan SMA. Kamu bilang kamu sangat senang dengan lagu itu sehingga hafal diluar kepala. Nih, catatannya masih ada." Yusdi memperlihatkan catatan lagu yang sudah kumal. Diambilnya kertas tersebut lalu diamati oleh Putri dibawah cahaya lampu taman yang temaram. Memang benar tulisanku, gumam Putri dalam hati.

"Tulisan sudah kumal gini koq gak diganti to Yus?" Katanya

"Mana mungkin aku menggantinya? Selalu kusimpan dalam dompetku." Dengan agak bergetar Yusdi bicara lagi:" Put, apa kamu itu gak kerasa? Sebenarnya ......(berhenti sejenak dan menghela nafas panjang) aku senang padamu, sejak SMA. Aku mengagumi semua apa yang kamu miliki.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline