Lihat ke Halaman Asli

Jalan-jalan ke Kampung Jawi

Diperbarui: 24 Desember 2017   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam formasi lengkap (Dokpri)

Hijau dedaunan dan ketersediaan udara bersih di Kampoeng Jawi dapat memuaskan orang-orang kota yang selalu kehausan akan udara segar.

Pagi di pertengahan bulan Desember, hujan rintik terus menerus dari tadi malam. Desember memang musim hujan, tapi itu tidak menyurutkan niat ibu-ibu Darma Wanita ITS untuk melaksanakan program  yang sudah direncanakan sejak awal tahun 2017, yaitu pergi ke Kampoeng Jawi. Banyak ibu yang belum pernah mendengar  nama wisata "Kampoeng Jawi" apalagi pergi kesana,  padahal jarak dari Surabaya hanya kira-kira 95km.

"Kampoeng Jawi" berada di desa Carangwulung kecamatan Wonosalam kabupaten Jombang, tepatnya dilereng gunung Anjasmara (nama gunungnya mengingatkan kita pada aktor ngganthengdi era 80 an). Berada diarea seluas 4 Ha dengan ketinggian 600m DPL. Dari Surabaya menuju ke Jombang, kira-kira menempuh perjalanan dalam waktu 3 jam.  Dari jalan besar menuju Kertosono, bus belok kekiri. Dua puluh menit kemudian bus belok kekanan dengan jalan yang menanjak dan sempit, perlahan-lahan bus yang ditumpangi ibu-ibu tersebut merambat menuju lokasi. 

Jalan kesana memang agak menghawatirkan, sempit dan berbelok belok, seringkali berpapasan dengan sepeda motor yang melaju kencang yang dikendarai oleh ibu-ibu atau anak-anak dibawah umur 10 tahun. Bagaimana tidak menghawatirkan anak umur kira-kira 7 tahun nyetir sepeda motor sendiri? Jalan lurus saja sudah menyalahi aturan apalagi jalan menanjak dan berbelok-belok. 

Apabila ada kendaraan roda empat yang berjalan berlawanan, maka bus harus berhenti dulu ditempat yang agak longgar dan datar dengan maksud memberikan kesempatan kendaraan yang lebih kecil untuk lewat. Disepanjang jalan terdapat pohon durian, rambutan, coklat ataupun yang lain. Yang paling banyak adalah pohon durian. Wonosalam memang terkenal dengan durian nya yang lezat.

Setelah sampai di halaman lokasi, semua penumpang turun dari bus. Udara yang bersih dan sejuk menyapu wajah ibu-ibu, oksigen yang ketersediaannya melimpah terhisap masuk kedalam paru-paru. Bagi orang-orang kota yang selalu kehausan dengan suasana desa yang seperti ini, tentu itu suatu hal yang sangat menyenangkan.

Disebelah kiri dengan lokasi lebih rendah dari halaman depan Kampoeng Jawi terhampar sawah nan hijau. Selanjutnya sejauh mata memandang terlihat pepohonan perdu, pepohonan besar dan segala macam daun dengan berbagai bentuk yang imut, yang sedang ataupun yang besar berwarna hijau dengan berbagai gradasi warna. Sungguh segar dan menyejukkan mata. Disambut dengan kidung Jawa dari arah rumah joglo yang akan kita masuki sebagai lobinya. Disitu masing-masing ibu akan mendapatkan gelang kertas yang tahan air.

img-20171219-wa0018-kamp-jawi-2-5a3b7c8ecaf7db398776f722.jpg

Ibu-ibu berjalan-jalan mengelingi area Kampoeng Jawi, yang pada pinggirnya dikelilingi villa-villa untuk menginap, pada pintu masuk bangunannya selalu bergaya Jawa kuno dengan banyak ukiran. Jalannya tentu tidak lurus atau datar, kadang menaiki tangga, kadang jalan menanjak ataupun menurun. Bagi ibu-ibu yang mempunyai kelainan pada lututnya,  tentu hal ini agak menyulitkan. Tapi semua itu tidak mengurangi keceriaan dan kebahagiaan ibu-ibu. 

Setelah azan dhuhur berkumandang, maka ibu-ibu bersiap untuk melaksanakan sholat dhuhur di mushola yang terdapat ditengah area. Kemudian dilanjutkan makan bersama nasi putih dan nasi jagung dengan lauk sambal-peda, urap-urap daun pepaya, peyek, bothok, ayam bakar, tidak ketinggalan tersaji juga ketan durian. Wouw..........terpaksa program diet sementara dibatalkan dulu!   

Apa sebenarnya tujuan dari jalan-jalan seperti ini ? Tentu bukan hanya sekedar memuaskan kehausan akan udara segar yang jarang didapatkan di kota. Tapi lebih dari itu. Didalam perjalanan dengan bus, terjadi percakapan-percakapan yang akrab & bersahabat, saling menghargai dan menghormati. 

Pada saat jalan-jalan mengelilingi area Kampoeng Jawi, kadang terbentuk kelompok ibu-ibu jaman old dan yang lain ibu-ibu jaman now, tapi kadang bercampur menjadi satu antara yang muda dan yang tua, bercengkerama tanpa sekat.  Hal ini tentu akan menambah kedekatan hati diantara ibu-ibu,  yang akan berdampak pada kedekatan hati keluarga besar FTK ITS. Semoga Allah meridloi kegiatan yang  dilakukan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline