Lihat ke Halaman Asli

"Tai Kucing"

Diperbarui: 29 November 2017   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar namanya saja sudah menjijikan, apalagi melihat barangnya serta baunya yang bisa menyebar sampai kemana-mana.

Tidak dipungkiri bahwa kehadiran si Gym yang telah melahirkan dirumah membawa kebahagiaan tersendiri  buat kami terutama Mbak dan Adik. Pagi sebelum  sekolah, mereka berdua selalu menyempatkan mengelus Klat, Sweety , Grey dan Whity.

Bulunya yang halus, tingkahnya yang lucu, matanya yang bulat dan polos menggambarkan mainan yang sangat menarik buat dua cucu permataku. Semakin hari semakin besar, kukunya semakin panjang dan tingkahnya juga semakin menarik.

Yang lebih penting adalah, kedua cucuku jadi jarang meminjam Hp ataupun menonton TV. Sepulang sekolah waktunya banyak dihabiskan untuk bermain dengan kucing-kucing kesayangannya dan memberinya makan makanan khusus kucing yang sudah disiapkan ibunya  (ibunya cucuku bukan ibunya kucing) . Memang mengelus bulu-bulu yng halus dan hangat dapat memberikan efek ketenangan dan kenyamanan bagi si pengelus.....begitu yang saya baca.

Tibalah saatnya mengajari mereka toilet training. Kusiapkan pasir di ember plastik, bila pagi hari dibawalah mereka  ketempat tersebut. Setiap hari bapaknya cucuku (si Adi) tak tugasi mengambil "tai kucing" dari pasir untuk dibuang. Dan itu bisa berjalan dengan baik. Jadi amanlah!

Hari itu tanggal 24 November, di Surabaya mulai tengah hari hujan turun terus menerus bahkan disertai angin kencang yang merata di seluruh surabaya. Banjir menggenangi seluruh jalanan bahkan di kantorkupun banjir mengalir dengan deras baik di halaman maupun di lorong-lorong menuju klinik, rumah-rumah banyak yang terendam air. Untung rumahku barusan ditinggikan jadi air tidak menggenangi ke rumahku. 

Setelah pulang kantor, bau yang sangat menyengat memasuki hidungku ketika aku masuk rumah. Wah rupanya tai kucing di halaman samping kamarku tumpah karena air hujan yang deras, mungkin tadi pagi Adi lupa membuangnya. Dan "materi" yang menjijikan itu tersebar bersama air keseluruh halaman kecil tadi.

"Sudah berkali-kali tak suruh buang aja kucing2 itu!!..........tuh si Adi lupa gak buang kotorannya! Sekarang malah menyebar kemana-mana". Omel Yangkung sambil bersungut-sungut......

"Yo wis...yo wis tak resiki......" dengan kalem kujawab perkataannya, walau sebenarnya aku sudah capek.

"Memangnya dijamin besok gak ada kejadian seperti ini lagi! Tuh......baunya menyebar keseluruh rumah.....

Aku diam saja dan segera kuambil sapu lidi dan kusiapkan selang air untuk membersirkan kotoran binatang kesayangan cucuku. Kalau tetanggaku  membersihkan rumahnya karena tergenang air hujan,  maka aku membersihkan kotoran kucing yang berserakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline