Dalam Perkembangan digital yang semakin maju pada saat ini baik di indonesia maupun di dunia dapat menciptakan isu-isu terkait dengan era digital yang semakin maju di tiap tahun nya dan semua masyarakat dibelahan dunia dipaksa untuk mengikuti perkembangan digital yang semakin maju tersebut. Yang mana dengan perkembangan digital yang semakin maju ini mungkin dapat menaikkan tingkat perekonomian negara tersebut. Namun pada artikel kali ini saya hanya membahas perkembangan digital 4.0, dimana era digital 4.0 yaitu era dimana menciptakan kolaborasi antara teknologi siber dan teknologi otomatisasi.
Era revolusi 4.0 tidak hanya mempengaruhi industri namun juga mempengaruhi di sektor keuangan seperti mulai muncul nya aplikasi -- aplikasi pembayaran online dan lain lain. Selain itu dapat kita lihat bagaimana era 4.0 mempengaruhi Bank Sentral di Indonesia dan dunia, atau kita dapat menyebut nya dengan Bank Sentral digital 4.0.
Bagaimana keadaan Bank Sentral di era digital 4.0 ?
Sebelumnya tentu kita sudah paham mengenai apa itu Bank Sentral. Mungkin defenisi singkatnya bisa dikatakan bank sentral merupakan sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi keadaan sistem moneter suatu negara dan memiliki wewenang untuk mengawasi kebijakan moneter yang mana kebijakan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas mata uang dan lain-lain. Contoh dari Bank sentral adalah seperti Bank Indonesia dll. Mungkin dengan penjelasan singkat diatas teman teman pembaca sudah paham atau sudah bisa mengenal apa itu bank sentral.
Selanjutnya, yaitu bagaimana bank sentral di era digital 4.0 ? apakah bank sentral mengikuti dan menerapkan perkembangan digital tersebut ? atau hanya sekedar mengikuti saja. Nah disini akan dibahas bagaimana Bank Sentral di era digital 4.0. seperti yang sudah dibahas sebelumnya Bank sentral di indonesia adalah Bank Indonesia. Nah sekarang kita lihat bagaimana Bank indonesia menerapkan perkembangan digital 4.0 guna untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
Bank Digital diera digital meluncurkan layanan keuangan digital (LKD) yang mana layanan ini adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dengan menggunakan teknologi mobile bassed maupun web based dan jasa pihak ketiga (agen). Untuk lebih memahami tentang apa itu LKD 9 ( Layanan Keuangan Digital ) dapat kita lihat pada website resmi Bank Indonesia. Namun secara singkat layanan LKD dapat disebutkan seperti :
- Registrasi pengguna jasa
- Pengisian ulang (top-up)
- Pembayaran atas tagihan
- Tarik tunai dan /atau
- Layanan lain yang disetujui oleh Bank Indonesia
Semua Penyelenggaraaan diatas dapat dilakukan dengan berbasis nomor telepon genggam sebagai nomor uang elektronik yang mana dalam penggunaan nomor telepon tersebut ada hal yang perlu diperhatikan dan hal tersebut dapar kita baca pada website resmi Bank Indonesia.
Dari penjelasan mengenai LKD diatas tentu selanjutnya kita bertanya -- tanya bagaimana kebijakan sistem pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di era digital pada saat ini. Oleh karena itu Bank Indonesia menciptakan atau membuat BSPI (blueprint sistem pembayaran indonesia) 2025 yang mana tujuan dari BSPI ini adalah untuk menavigasi sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Selanjutnya blueprint memiliki 5 (lima) visi antara lain working group, yaitu open banking , sistem pembayaran ritel, sistem pembayaran nilai besar dan infrastruktur pasar keuangan, data dan digitalisasi, dan reformasi regulasi perizinan, dan pengawasan. Dan BSPI 2025 ini akan diwujudkan melalui 23 key deliverables yang akan diimplementasikan secara bertahap dalam kurun waktu tahun 2019 sampai 2025 (sumber https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/blueprint-2025/default.aspx).
Selanjutnya bagaimana Kebijakan sistem pembayaran tersebut dalam mengatasi atau berperan dalam perekonomian :
- Stabilitas keuangan
Gangguan pada sistem pembayaran akan menyebabkan keterlambatan atau kegagalan kewajiban pembayaran, yang pada giliran nya kan menyebabkan penurunan kepercayaan publik terhadap likuiditas dan stabilitas sistem keuangan dan perbankan
- Instrumen Kebijakan Moneter
Dengan sistem pembayaran yang lancar, kebijakan moneter dapat mempengaruhi likiuditas ekonomi sehingga proses transmisi kebijakan moneter dari sistem perbankan ke sektor rill dapat berjalan lancar.
- Efisiensi Ekonomi
Keterlambatan dan ketidakakuratan dalam pembayaran akan menganggu perencanaan keuangan bisnis dan pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan produktivitas ekonomi.
Selain itu dalam Bank Indonesia dikenal dengan instrumen dalam sistem pembayaran yaitu :
- Bentuk fisik , dapat berupa :
- Warkat : cek, bilyet, giro nota debet, dan nota kredit
- Kartu : kartu kredit, kartu debet, kartu ATM, smart cards
- Tanpa fisik : Internet atau telepon
- Sistem Pengamanan, untuk memastikan bahwa instruksi diberikan oleh yang berhak/pemilik rekening, dan bukan merupakan pemalsuan. Bentuk Pengamanan sangat tergantung pada bentuk fisik.
- Basis Pembayaran, terdapat dua jenis, yaitu :
- Debit-Based : penyampaian instruksi pembayaran dari pembayar ke penerima dana
- Credit-based : dimulai dengan penyampaian instruksi pembayaran dari pembayar ke bank pembayar selanjutnya disampaikan ke bank penerima