Lihat ke Halaman Asli

Relevansi Pewarta dalam Perjanjian Lama dengan Zaman Postmodern

Diperbarui: 19 Maret 2024   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zhongguo Dryad mengatakan bahwa tropis modern muncul setelah perang dunia II dan dia sendiri mendefinisikan bahwa  era postmodern adalah era dimana aktivitas konsumsi lebih massif ketimbang produksi. Memang pada dasarnya manusia tidak bisa dilepaskan dari kegiatan konsumsi. Namun dalam kegiatan konsumsi terjadi perubahan makna, dari yang awalnya bertujuan untuk mendapatkan nilai guna, berubah menjadi status dan gaya hidup. 

Pada zaman perjanjian lama, para nabi mewartakan dan mengajar dengan sangat gigih kendati mendapat banyak penolakan. Hal ini bisa dilihat dari perlakuan yang didapat saat mereka melakukan pewartaan. 

Namun yang patut ditelusuri adalah dorongan atau motivasi para nabi dalam mewartakan. Motivasi itu adalah cinta Allah kepada manusia. Para nabi tidak mempunyai alasan lain untuk menolak karena Allah sendiri yang bekerja melalui mereka. 

Jika hal ini diterapkan ke zaman postmodern, banyak orang terutama kaum muda yang sudah berbeda pandangan mengenai untuk apa manusia hidup. Oleh karena itu, sangat diperlukan pewarta yang sungguh berani untuk mewartakan seperti yang dikatakan Paus Fransiskus dalam dokumen Evangelii Gaudium. 

Zaman semakin berkembang. Perkembangan ini diikuti dengan cara hidup dan cara pandang yang berbeda. Tetapi yang disoroti bukan pada perubahan yang positif, tetapi pada perubahan yang negatif. 

Pada zaman postmodern banyak orang yang terlalu berfokus pada gaya hidup (apa yang bisa dilihat orang atau apa yang tampak). Hal ini merupakan perkembangan yang negatif. keinginan akan gaya hidup membuat orang ingin melengkapi dirinya dengan sesuatu yang mengikuti zaman. Hal ini menimbulkan lahirnya budaya konsumerisme. 

Gereja dalam hal ini dipanggil untuk mewartakan sabda kepada lingkungan yang demikian. Namun pasti akan ada banyak kendala karena gaya hidup yang sudah mengakar. Tetapi hal ini juga dialami oleh para nabi dalam perjanjian lama, tetapi mereka tetap bertahan dan percaya bahwa Allah lah yang bekerja, mereka hanyalah alat. 

Oleh karena itu, Gereja zaman ini ditantang untuk bisa meneladani para nabi dalam perjanjian lama, dengan berani mewartakan walau tinggal di tengah zaman yang tidak mendukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline