Lihat ke Halaman Asli

nur akidahtul jhannah

Saat ini menempuh pendidikan di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Lestarikan Permainan Tradisional, Mahasiswa KKN Unej Membuat Egrang untuk Desa Condro

Diperbarui: 27 Juli 2023   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Instagram.com/kkn174condro


DESA CONDRO, LUMAJANG

Pada tanggal 27 Juli 2023 Mahasiswa KKN UNEJ kelompok 174 yang ditempatkan di Desa Condro, bergotong royong dengan warga setempat dan juga perangkat desa membuat beberapa permainan tradisional diantaranya: egrang bambu, egrang batok, bakiak, dan lompat tali. Mulai dari pencarian sampai pemotongan bambu dilakukan oleh Mahasiswa KKN.

Egrang adalah salah satu permainan tradisional yang cukup populer di Indonesia. Permainan ini melibatkan penggunaan perangkat berupa sepasang tongkat yang digunakan sebagai pijakan untuk melompati jarak yang cukup jauh. Egrang biasanya terbuat dari dua potongan bambu atau kayu yang diikat menjadi satu dan memiliki pegangan di bagian atasnya. 

Sayangnya, tidak ada catatan sejarah tertulis yang jelas tentang asal usul egrang di Indonesia. Namun, permainan egrang diyakini telah ada sejak lama dan menjadi bagian dari budaya tradisional di beberapa daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki variasi egrangnya sendiri dengan ciri khas dan aturan yang berbeda.

Egrang sering dianggap sebagai permainan rakyat yang menyenangkan dan menarik, dan biasanya dimainkan oleh anak-anak dan remaja di desa-desa atau lingkungan perkotaan. 

Selain sebagai permainan, egrang juga dianggap sebagai alat transportasi yang efisien untuk bergerak di daerah-daerah yang berawa atau berair, seperti daerah pesisir dan daerah pedalaman yang memiliki tanah berlumpur. 

Kemungkinan besar, egrang berkembang sebagai permainan tradisional karena lingkungan yang cocok, yaitu banyaknya bambu dan kayu yang tersedia sebagai bahan untuk membuat egrang, serta kondisi geografis Indonesia yang beragam dengan banyak daerah berawa, berair, dan berlumpur.

Setelah membuat egrang, mahasasiswa KKN dengan antusias mempelajari cara memainkannya. Tak butuh waktu lama, beberapa dari mereka sudah bisa berdiri diatas Egrang. 

Meskipun Egrang saat ini terbilang sedikit peminat, namun sejarah dan tradisi permainan ini tetap menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia. Hal inilah yang menjadikan Mahasiswa KKN tergerak untuk melestarikan egrang agar tetap dikenal dan dimainkan oleh generasi muda. 

Harapan kedepannya, anak-anak terutama di Desa Condro ini bukan sekedar tau namun bisa sering bermain dan lebih menyebarluaskan permainan tradisional. Salam Lestari!

Sumber: Instagram.com/kkn174condro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline