Ilustrasi: http://kkiwarsi.files.wordpress.com/
Ada apa tentang gentayang
Biru menyulip di menara tari yang teramat asing
Membekas memelas gerombolan di hiruk pikuk senja
Hukum kita memang rimba
Tidak bisa terbaca tak pula terbera
Ada sedikit nada diseruninya.
***
Hukumku masih rimba seperti dulu ketika purnama masih ada
Memekakan telinga yang berjiring disenyap bayangannya
Sedikit lupa memang, setelah anjing berjirim serupa manusia menelan pelan
Memberangus pohon-pohon beserta penghuninya.
****
Kemana lagi aku harus mencari hutan-hutan yang dulu
Sedangkan benihnya tak satupun ia sisakan untuk kembali kutanam
Apa daya memang tak ada yang selamat setelah terlumat
Pohon-pohon tak ada, rimba tak ada, hukumnya pun tiada
Hanya aku dan sedikit rasa diantara jilat masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H