Seorang pasien tentu saja harus diberikan pelayanan berupa pemberian obat -- obatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tugas pemberian pelayanan pemberian obat -- obatan pastinya dilakukan oleh seorang apoteker. Menurut KepMenKes No. 1027, 2004, apoteker juga harus berinteraksi langsung dengan pasien dalam bentuk melakukan skrining resep, penyerahan obat, pemberian nformasi obat, konseling, monitoring penggunaan obat. Melinda, 2019 juga menyebutkan bahwa instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan bagian penunjang yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan rumah sakit. Apoteker memegang peran penting dalam pengawasan dan kendali terhadap pengobatan/terapi pasien. Jika peran tersebu tidak maksimal atau di bawah standar maka ini juga akan mempengaruhi dampaknya terhadap pasien.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek sebagai pedoman praktik apoteker dalam menjalankan tugas diatur dalam Permenkes No. 35 tahun 2014 guna melindungi Masyarakat dari Pelayanan, dan Evaluasi Mutu Pelayanan. Para apoteker harus memiliki kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan pasien untuk dapat meningkatkan rasa kepedulian sebagai tujuan memberikan pengobatan yang pas sesuai kondisi pasien.
Apoteker harus meninjau keadaan pasien dan memberikan informasi mengenai obat yang akan diberikan oleh pasien. Dengan adanya interaksi ini maka pasien dapat mengetahui kualitas pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh apoteker serta mendapatkan manfaatnya. Apoteker dapat melakukan pemantauan kondisi pasien melalui komunikasi secara daring maupun secara langsung. Interaksi ini sangat penting untuk mengubah presepsi pasien mengenai apoteker untuk menjadi lebih baik lagi.
Dengan interaksi antara apoteker dan pasien yang baik, maka tingkat kualitas hidup pasien dapat meningkat menjadi yang lebih baik lagi. Informasi mengenai obat yang diberikan, terutama bagi pasien swamedikasi akan membuat pasien menjadi lebih perhatian terhadap pentingnya obat -- obatan untuk mendukung kualitas hidup serta dapat menghindari penyalahgunaan pada obat -- obatan. Walau begitu, apoteker juga harus meningkatkan kemampuan komunikasinya dengan profesional kesehatan yang lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional.
Dari semua peran apoteker yang sudah dijelaskan menyimpulkan bahwa peran apoteker sangat penting dalam menjamin mutu obat dan terapi pasien sehingga apoteker sangat dibutuhkan oleh apotek dan rumah sakit. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak apoteker yang kompeten. Pendidikan mengenai kefarmasian harus dikuasai oleh semua apoteker dan apoteker harus percaya diri dalam memberikan ilmunya mengenai kefarmasian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI