Lihat ke Halaman Asli

Ahmad J Yusri

Mahasiswa Fisika UIN Malang

Belajar Arti Ketekunan dari Seorang Kaligrafer

Diperbarui: 15 Agustus 2020   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamar pribadi bak galeri seni (Dokpri)

Kaligrafi atau Khat dalam bahasa Arab merupakan seni islam yang sangat populer dari zaman kezaman . Seni yang satu ini sangatlah istimewa , karena seni ini selalu mengikuti perkembangan islam dari mulai arsitektur bangunan , hiasan dinding , motif kain dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri , seni kaligrafi mendapat tempat di hati masing-masing penggemarnya , khususnya di pesantren. Walaupun pembelajaran kaligrafi disana biasa-biasa saja dalam arti kata asal tulisannya bagus , tapi terdapat beberapa pondok pesantren yang memfokuskan santrinya di bidang kaligrafi misalnya Lembaga Kaligrafi (LEMKA) milik Dr. K.H Didin Sirojudin AR , M.Ag.

Kebetulan , saya memiliki teman yang sudah lulus dari Lemka Sukabumi yakni Kholili . Ia sejak remaja sangat gemar dalam gores- menggores  kaligrafi  dan bakatnya itu ia teruskan setelah selesai MA.

Belajar kaligrafi tidaklah sulit ujarnya , hanya diperlukan tiga hal. Menurut Kholili , seorang kaligrafi harus mempunyai kesabaran , ketekunan dan juga kegembiraan . Sabar saat menggores pena handam atau kuas demi terciptanya lekukan huruf yang indah . Tekun saat berlatih dalam menggores hingga tangan menjadi lentur dan terbiasa . Gembira di setiap goresan huruf , itu dapat meringankan pekerjaan dan juga mempercepat keberhasilan.

Seni itu mahal , untuk membuat karya yang indah dibutuhkan kerja keras dan konsisten (Dokpri)

 Perlu diketahui bahwa cara yang paling umum dalam belajar kaligrafi adalah hanya menjiplak  tulisan guru secara kontinyu dan berkesinambungan sampai ada perubahan . 

Dengan media lampu dibawah meja kaca , model jiplakan ditaruh dibawah kertas putih sebagai media , disitu akan tercipta bayangan dari model yang bisa ditiru atau dijiplak.

Kholili sebagai alumni Lemka bercerita tentang seluk  beluk belajar disana . Ia menjelaskan kalau menggores adalah kewajiban , diluar jam belajar pun santri-santri Lemka diharuskan berlatih menggores terus menerus , bahkan bila ada yang melanggar peraturan sekolah misalnya tidak sholat berjamaah saat subuh , hukumannya pun berupa menggores kaligrafi. Tiada hari tanpa menggores jelasnya sambil tersenyum.

"jangan bosan untuk terus berlatih" (Dokpri)

Pastinya  metode belajar ala kaligrafer ini dapat diterapkan dijadikan contoh bagi kita yang ingin belajar dan mendalami sesuatu ilmu maupun bakat . Karena dengan ketekunan akan membuahkan keberhasilan .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline