Lihat ke Halaman Asli

Iman Kurniawan

Blogger & Jurnalis Warga

Rawan Bencana, Bengkulu Butuh Jalur Alternatif

Diperbarui: 4 Februari 2016   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="TRUK Tronton terjerembab dan melintang di tengah jalan mengakibat jalan Kepahiang-Bengkulu macet puluhan kilometer, Minggu (31/1) lalu."][/caption]

Ada yang pernah ke Kota Bengkulu via jalur darat? Bagaimana rasanya ketika melintasi jalur darat ke Kota Bengkulu?

Kota luar Provinsi Bengkulu yang paling dekat dengan Kota Bengkulu adalah Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan. Dari dua daerah tersebut, hanya butuh waktu sekira 3,5 – 4 jam perjalan, dibandingkan jika harus ke Kota Palembang, Ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Maka tidak heran, jika warga di dua wilayah tersebut jika ingin melakukan perjalanan via udara, mereka lebih memilih ke Bandara Fatmawati Bengkulu. Apalagi maskapai yang tersedia di bandara ini sudah cukup banyak, mulai dari Sriwijaya Air, Lion Air, Air Asia, hingga Garuda Indonesia. Setiap hari pulang-pergi (PP).

Bukan hanya karena ingin melakukan perjalan udara, warga dua kota tersebut ke Kota Bengkulu. Termasuk juga urusan wisata. Mereka sering ke Bengkulu karena ingin menikmati suasana pantai yang sangat dekat jaraknya dengan pusat kota. Maklum, di Kota Lubuklinggau dan Musirawas tidak ada pantai. Tak hanya dua kota itu saja, tetapi kota lainnya di Provinsi Sumatera Selatan juga sering melakukan perjalan ke Kota Bengkulu untuk berwisata, seperti Kota Pagar Alam, Empat Lawang, Muara Enim , Lahat dan sebagainya.

Jika menggunakan jalur darat dari Lubuklinggau, Musirawas, bahkan Jambi, Lahat dan Muara Enim, jalur yang harus di lalui adalah via Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang dan Benteng Provinsi Bengkulu. Apabila dari Pagar Alam dan Empat Lawang biasanya melalui Kabupaten Kepahiang dan Bengkulu Tengah.

Apabila sudah memasuki Kabupaten Kepahiang, maka pengguna jalan akan menemui jalan yang berkelok-kelok dan terjal di sepanjang jalan hingga memasuki Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah. Di sepanjang jalan pengguna jalan akan menemui hutan belantara, tebing-tebing tinggi dan jurang yang sangat rawan terjadi longsor dan rawan pohon tumbang. Bahkan sudah beberapa kali kendaraan bertonase besar dan panjang harus terjerembab dan terbalik karena tak mampu menanjak. Kami menyebutnya jalan gunung, karena memang jalan tersebut membelah gunung.

Syukurnya, sejak beberapa bulan terakhir ini kondisi jalan sudah bagus dan mulus, tidak seperti beberapa tahun silam, kondisi jalan buruk banyak lubang. Hanya saja, kerawanan akan terjadinya longsor dan kecelakaan tunggal mobil besar masih menjadi ancaman terbesar. Apalagi dimusim hujan seperti sekarang ini.

Seperti yang terjadi Sabtu 30 Januari 2015 lalu, sebuah mobil tronton terjeremban hingga melintangi jalan. Akibatnya, hingga Minggu 31 januari 2015 perjalanan menjadi macet total hingga puluhan Kilomoter. Pengendara harus mengantre hingga 3 jam lebih, karena pihak kepolisian terpaksa melakukan buka tutup jalan. Bahkan sebelumnya, kendaraan-kendaraan besar, seperti bus dan truk-truk sama sekali tidak bisa melintas, sejak pukul 23.00 WIB. Baru keesokan harinya (Minggu,red) bisa melintas, karena posisi truk tronton baru bisa digeser sedikit, tetapi tetap saja belum dievakuasi. Saya termasuk orang yang berada di kemacetan tersebut.

Bisa dibayangkan bagaimana kalau seandainya ada orang sakit, yang membutuhkan rujukan segera ke rumah sakit provinsi. Rumah sakit yang sering melakukan rujukan ke Rumah Sakit Provinsi Bengkulu itu, adalah Rumah Sakit Curup, Rejang Lebong dan Rumah Sakit Kepahiang. Termasuk juga ketika harus melakukan rujukan ke rumah sakit pusat di Jakarta, kan harus menggunakan pesawat terbang.

Belum lagi persoalan mereka yang sudah terlanjur memesan tiket pesawat menuju Jakarta, karena ada urusan mendesak. Tentu sangat merugikan sekali. Namun sayangnya jalur darat dari arah timur provinsi Bengkulu hanya itu satu-satunya. Meskipun sudah sering terjadi longsor, pohon tumbang dan lakalantas yang mengakibatkan kemacetan panjang.

Hingga saat ini belum ada upaya membangun jalur alternative lainya. Sehingga pengendara menuju dan dari Kota Bengkulu bias segera dialihkan. Kalau pun ada jalan lain, dari Kecamatan Hujan Mas Kabupaten Kepahiang - Susup- Lubuk Unen-Lubuk Sini-Bajak I, kondisi jalannya sangat memprihatinkan. Tidak semua kendaraan bisa melintasi jalur tersebut, karena rusak parah dan belum dibangun maksimal. Menurut mereka yang pernah melintasi jalur tersebut, kedaan jalan sangat rusak banyak lubang dan berbatu. Tentu saja, mereka yang belum mengetahui persis dengan medan jalan tersebut sangat khawatir dan tetap memlih jalur gunung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline