Lihat ke Halaman Asli

Polda Maluku Lemah: Konflik Berdarah Porto-Haria Kab Maluku Tengah

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13544764721277851823

[caption id="attachment_227189" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption]

Kepolisian Daerah Maluku terkesan melakukan pembiaran terhadap konflik di Negeri Porto dan Haria Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah,, sehingga konflik diantara dua negeri bersaudara tidak pernah terselesaikan. Hampir 3 tahun belakangan ini, konflik diantara dua negeri selalu terjadi yang disebabkan oleh hal-hal sepele karena sudah tidak ada rasa aman yang di berikan aparat keamanan. Logikanya sederhana semakin banyak aparat keamanaan yang diarahkan pada saat terjadinya konflik tetapi konflik tidak pernah selesai. Walaupun disadari konflik juga terjadi karena kurang adanya ketahanan dan kesadaran masyarakat tetapi peran aparat keamanan dalam mengatasi konflik sangat penting. Dimanakah peran aparat keamanan selama ini dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat dan penegakan supermasi hukum?.

Jangan jadikan konflik Negeri Porto-Haria sebagai ajang kepentingan yang mengorbankan kepentingan masyarakat. Halini bukan lagi menjadi rahasia umum, dan saya mengaharapkan kepada Kapolda Maluku harus mengusut tuntas peristiwa berdarah yang terjadi pada 28/11/2012 yang menewaskan 3 warga Porto-Haria. Saya juga memberikan apresiasi Kepada Kapolda Maluku dan Dandren Binaya 151 Pattimura yang turun langsung mengadakaan pertemuan dengan Muspika, Para Latupati, Tokoh Masyakat di Saparua 02/12/2012, Tetapi sangat disayangkan Kapolda Maluku Tidak berani memberikan Ketegasan untuk mengusut tuntas Peristiwa Berdarah tersebut. Apakah kepolisian sudah tidak mampu mengusut pertistiwa ini? Saya meragukan kredibilitas kepolisian untuk masalah ini? Ada apa di Balik semua ini? Ketika ada warga Porto dan warga Haria yang meninggal tertembak itu dibiarkan saja? Ini Khan proses pembiaran sekaligus melanggengkan Konflik namanya. Apakah pelaku penembakan lebih Profesional dan misterius dari Kepolisian? Apakah sudah tidak ada hukum yang berlaku? Sehingga hukum Rimba yang berlaku, Siapa Kuat Dia Menang? Mestinya diusut sampai tuntas biar ada efek jerah pada oknum-oknum tertentu jangan mengorbankan banyak orang.

Kalau hal ini tidak di usut tuntas, saya kuatir akan menjadi Preseden Buruk Bagi Citra Kepolisian Daerah Maluku dan menambah beban psikologi masyarakat diantara dua negeri. Hal ini juga sehubungan dengan Intruksi Presiden Kepada Seluruh Kepala daerah dan Kapolda Seluruh Indonesia di Hotel Said Jakarta 30/11/2012 “Selesaikan konflik komunal serta kekerasan horizontal dan sengketa pertanahan yang disertai kekerasan”. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama terutama Pekerjaan Rumah bagi Kapolda Maluku untuk dapat mengimplementasikan Intruksi Presiden. Saya juga mengharpakan kepada Gubernur Maluku, Bupati Maluku Tengah, DPRD Maluku Tengah, Kapolres Pulau-pulau Leasa Untuk dapat mencari solusi terhadap akar permasalahan pada Negeri Porto-Haria. Kepada Raja, Pimpinan Umat serta Tokoh Masyarakat kedua negeri untuk dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk menahan diri dari setiap isu yang dapat memecah Hidup Orang Basudara. Konflik tidak pernah membawa keuntungan bagi kita tetapi kehancuran diantara hidup orang basudara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline