Mengawali tulisan ini saya mengutip kata-kata Issac Newton "Live your life as an Exclamation rather than an Explanation", kurang lebih artinya adalah "Jalani hidup anda sebagai sebuah seruan daripada penjelasan". Berangkat dari titik ini kita acapkali lupa bahwasannya kita terlalu banyak memberikan alasan atau sebuah penjelasan terhadap hal hal yang kita lakukan, kita lebih cenderung melakukan pembelaan diri terhadap sebuah kesalahan atau kita lebih cenderung menjadi manipulatif agar selayaknya kita terlihat benar, sekali lagi alasan dan penjelasan selalu diikut sertakan pada bagian akhir perilaku kita.
Menyadari kehadiran kita hadir di muka bumi sebagai manusia, menjadi hal yang sangat penting, apakah kita hadir di bumi ini hanya karena hasil pembuahan dari orang tua kita, apakah kita hadir di muka bumi ini hanya menjalankan peran dan takdir atau kita hadir di muka bumi ini membawa misi tersendiri.
Apa pun bentuk kehadiran kita di muka bumi ini kita adalah manusia yang memiliki akal, budi pekerti, dan adab, dan sejauh ini hal itulah yang mencirikan atau menjadi pembeda kita terhadap mahluk lain. sekarang kita kembali bertanya pada diri kita seruan kebaikan apa yang sudah kita lakukan tanpa ada alasan. Terkadang alasan kita letakan di depan suatu tema dan tanpa kita sadari seruan apa yang membuat kita melakukan sesuatu.
Perang, kejahatan, kemunafikan, tipu menipu, muslihat jahat dan sebagainya itu terjadi karena sebuah alasan, dan bukan tidak pada sebuah seruan, karena seruan yang kita terima sebagai manusia adalah memelihara perdamaian dan hidup berdampingan. Atas nama apa pun semua yang terjadi akibat ulah manusia (kejahatan dan kerugian) semua atas nama alasan dengan berjuta penjelasan yang kadang menabrak norma dan logika kita sebagai manusia.
Beberapa dari kita menjalankan misinya sebagai manusia dengan seruan tapi tetap juga mereka membutuhkan alasan atas itu semua, norma adab, norma agama, norma sosial menjadi bagian penting dalam menjalankan seruan, sedikit dari apa yang bisa kita petik dari sebuah seruan dimana ada keikhlasan dari hati nurani untuk menunaikan sesuatu yang kita pilih walaupun tanpa ada yang memberi nilai, ibarat hujan di malam hari dia tetap turun walau mustahil ada pelangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H