-Control oil and you control nations, control food and you control the people-.
(Henry Kissinger)
Baru-baru ini publik dikejutkan oleh pencopotan Elia Massa Manik secara mendadak oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dari jabatan Dirut Pertamina, banyak media dan analis analis energy serta analis politik tercengang dengan pencopotan itu. Bahkan bertanya-tanya ada apa dibalik pencopotan Elia Massa Manik.
Beberapa media sudah mencium bahwa apa yang terjadi dalam pencopotan Elia Massa Manik bagian dari permainan politik. Banyak pihak masih memperkirakan pencopotan ini terkait dengan adanya dugaan pencitraan pemerintah dalam kebijakan pengadaan premium, dimana harga premium sangat sensitif terhadap situasi politik jelang Pilpres.
Namun di lain pihak bagi yang mengerti banyak permainan-permainan di dalam tubuh Pertamina, pencopotan Elia Massa Manik lebih pada tikungan terpenting Ari Soemarno di dalam tubuh Pertamina.
Ari Soemarno, adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap pencopotan Elia Massa Manik dan juga dirut sebelumnya Dwi Soetjipto.
Bagaimana Ari Soemarno bisa begitu berkuasa di Pertamina dan permainan permainan apa yang diciptakannya sehingga mengarahkan Pertamina menjadi sapi perah politik dimana seakan-akan Presiden dilempari kotoran secara halus, sementara Ari Soemarno yang menikmati susu sapi Pertamina dan dari permainan ini kemudian menjadikan Pilpres 2019 sebagai langkah penyaluran logistik ke pihak lawan Jokowi, sehingga Ari Soemarno dan adiknya Rini Soemarno bisa main di dua kaki, di satu sisi seakan akan berada di belakang Jokowi, tapi di sisi lain mengamankan lawan Jokowi, tapi sudah jadi watak keluarga Soemarno, menikam orang yang menjadi pelindungnya dan mendapatkan semua keuntungan politik dengan cara yang sangat jahat, banyak sudah menjadi korban akibat penikaman politik ini dan yang paling dibaca publik adalah "penikaman politik terhadap Megawati" lalu dengan watak seperti ini dan bermain di dua kaki, menjadi satu kemungkinan besar "Jokowi-lah yang ditikam secara politis" jelang pilpres 2019 dan pencopotan Elia Massa Manik serta Dwi Soetjipto sebelumnya, merupakan langkah langkah bidak catur Ari Soemarno dalam menguasai Pertamina, dan kemudian menguasai dunia politik di Indonesia. Jaringan mafia energy yang dibangunnya adalah bagian penting untuk menguasai Indonesia, Ari Soemarno paham politik energy adalah kunci dalam menguasai sebuah negara.
Jalan Tikus Ari Soemarno Menguasai Pertamina
Sejak awal karirnya Ari Soemarno sudah bekerja di Pertamina, awalnya ia bekerja di LNG Bontang tahun 1978 sebagai teknisi pengolahan LNG, selama 16 tahun ia menikmati kerjanya di Bontang, meski ia sempat terpinggirkan selama 10 tahun karena adanya kasus tender di sana.
Namun kemudian karier Ari Soemarno melonjak ketika ia dipromosikan ke jabatan Staff Khusus Direktur Hilir Pertamina. Dari sinilah ia mempelajari dengan detil bagaimana "permainan-permainan perdagangan" di Pertamina, dan mendapatkan kesimpulan bahwa kekayaan sesungguhnya di Pertamina adalah "permainan perdagangan Pertamina".
Karena ini juga menyangkut hidup matinya rakyat Indonesia, dibalik itu terdapat duit yang teramat banyak dan siapa yang menguasai perdagangan dalam tubuh Pertamina dialah yang bisa menguasai Indonesia.