Lihat ke Halaman Asli

Jandris_Sky

TERVERIFIKASI

Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

Sand Foodgrade: Biji Plastik Pasir Mainan Anak dari Limbah Plastik

Diperbarui: 24 Januari 2025   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengembangan sand foodgrade, biji plastik berbentuk pasir yang aman digunakan sebagai mainan anak-anak. (sumber foto: Jandris_Sky)

"Sand Foodgrade: Inovasi Brilian Mengubah Limbah Plastik Jadi Mainan Aman untuk Anak"

Limbah plastik merupakan salah satu permasalahan lingkungan terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. 

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga 24 Juli 2024, tercatat bahwa sebanyak 11,3 juta ton sampah di Indonesia tidak terkelola. 

Angka ini setara dengan 36,7 persen dari total produksi sampah nasional yang mencapai 31,9 juta ton. 

Sebagian besar dari limbah tersebut adalah sampah plastik, yang sulit terurai secara alami dan menjadi ancaman serius bagi ekosistem. 

Dalam menghadapi tantangan ini, inovasi daur ulang limbah plastik menjadi kunci dalam mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. 

Pengembangan sand foodgrade, biji plastik berbentuk pasir yang aman. (sumber foto: Jandris_Sky)

Salah satu terobosan yang muncul adalah pengembangan sand foodgrade, biji plastik berbentuk pasir yang aman digunakan sebagai mainan anak-anak.

Limbah Plastik: Tantangan dan Peluang

Sampah plastik memiliki sifat tahan lama, sehingga penggunaannya menjadi sangat luas, mulai dari kemasan makanan hingga peralatan rumah tangga. 

Namun, sifat inilah yang menyebabkan plastik sulit terurai di alam, dengan waktu degradasi yang bisa mencapai ratusan tahun. 

Biji plastik berbentuk pasir yang aman digunakan sebagai mainan anak-anak. (sumber foto: Jandris_Sky)

Limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik sering kali berakhir di sungai, laut, dan tempat pembuangan akhir, yang akhirnya mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline