Lihat ke Halaman Asli

Jandris_Sky

TERVERIFIKASI

Kompasianer Terpopuler 2024, Pemerhati Lingkungan.

Save Our Planet: Bijak Membuang Limbah Botol Kaleng Aerosol

Diperbarui: 2 Januari 2025   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaleng penyemprot obat nyamuk, kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). (sumber foto: Jandris_Sky)

"Bijak membuang limbah botol kaleng aerosol"

Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan adalah dua tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini. 

Salah satu kontributor yang sering diabaikan dalam permasalahan ini adalah limbah kaleng aerosol, seperti kaleng penyemprot obat nyamuk. 

Buanglah sampah pada tempatnya. (sumber foto: Jandris_Sky)

Limbah ini masuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), yang berarti memerlukan penanganan khusus agar tidak membahayakan kesehatan manusia maupun lingkungan. 

Namun, kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah jenis ini masih sangat minim.

Bahaya Kaleng Aerosol Bagi Lingkungan

Kaleng aerosol adalah wadah bertekanan yang mengandung partikel kecil dalam bentuk cair atau padat yang tersuspensi dalam gas. 

Kaleng penyemprot obat nyamuk, kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). (sumber foto: Jandris_Sky)

Zat propelan dalam kaleng aerosol memungkinkan partikel-partikel ini keluar dalam bentuk semprotan. 

Ketika kaleng aerosol tidak dikelola dengan baik setelah digunakan, kandungan propelan yang masih tersisa di dalamnya dapat menguap dan mencemari udara. 

Bahkan, dalam situasi tertentu, limbah ini dapat menimbulkan ledakan jika terkena panas atau tekanan yang tinggi.

Lebih dari itu, meskipun banyak produk aerosol modern mengklaim bebas dari klorofluorokarbon (CFC), kebanyakan masih mengandung senyawa organik volatil (VOC) yang berpotensi merusak lapisan ozon. 

Kerusakan pada lapisan ozon dapat meningkatkan paparan radiasi ultraviolet (UV) yang membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline