Lihat ke Halaman Asli

Jandris Slamat Tambatua

TERVERIFIKASI

Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

Jajanan Tradisional Indonesia Ramah Lingkungan dengan Pembungkus Daun Pisang yang Berkelanjutan

Diperbarui: 28 Oktober 2024   04:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daun pisang juga menambah aroma khas dan alami pada jajanan. (dok: pribadi)

"Jajanan tradisional berbungkus Daun pisang, solusi ramah lingkungan dari masa ke masa"

Indonesia kaya akan jajanan tradisional yang tidak hanya menawarkan kelezatan tetapi juga keunikan tersendiri dalam hal tampilan dan kemasannya. 

Di tengah perkembangan zaman dan modernisasi yang masif, jajanan tradisional ini tetap eksis dengan mempertahankan pembungkus tradisional, yaitu daun pisang. 

Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus jajanan bukan hanya menambah kelezatan rasa, tetapi juga ramah lingkungan, karena sifatnya yang mudah terurai dan tidak menimbulkan limbah plastik. 

Daun pisang juga menambah aroma khas dan alami pada jajanan tersebut, meningkatkan pengalaman kuliner bagi penikmatnya.

Salah satu keunggulan utama dari daun pisang sebagai pembungkus jajanan adalah sifatnya yang biodegradable atau mudah terurai secara alami. 

Hal ini sangat berbeda dengan kemasan plastik atau styrofoam yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai dan meninggalkan jejak karbon yang merusak lingkungan. 

Daun pisang merupakan bahan organik yang cepat terurai, sehingga ketika dibuang, tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan. 

Penggunaan daun pisang sebagai pembungkus jajanan tradisional seperti lemper, nagasari, dan kue lapis bukan hanya mempromosikan konsep berkelanjutan tetapi juga membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, daun pisang juga merupakan bahan alami yang mudah didapat dan terjangkau di seluruh Indonesia, terutama di daerah pedesaan yang memiliki tanaman pisang melimpah. 

Dengan begitu, biaya produksi jajanan bisa ditekan, sehingga tetap terjangkau bagi masyarakat. 

Menggunakan daun pisang juga membantu perekonomian lokal karena mendorong permintaan pasar untuk hasil bumi lokal. 

Daun pisang yang biasa dipakai berasal dari tanaman yang bisa terus tumbuh dan diperbaharui, sehingga menjadikannya bahan yang berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan alam.

Kebudayaan kuliner dengan daun pisang ini juga mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia, yang menghargai keseimbangan antara manusia dan alam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline